TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Kesehatan Brazil, pada Rabu (26/2/2020) mengumumkan kasus pertama virus corona yang ditemukan di sana.
Seorang pria didiagnosis positif Covid-19, di Rumah Sakit San Paulo.
Hal ini mengindikasikan bahwa wabah mematikan ini, sudah mencapai setiap benua selain Antartika menurut Sky News.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang informasi pasien ini.
Tetapi, dilansir Reuters, pasien ini dikabarkan sempat berkunjung ke Italia.
Kemunculan pasien corona ini terjadi ketika krisis Covid-19, semakin membesar di Eropa.
Selain itu, juga bertepatan dengan liburan, karena karnaval besar-besaran di Brazil.
Minggu-minggu ini, memang menjadi puncak perjalanan domestik.
Jutaan orang bersuka cita dan memadati kota-kota besar di Brazil untuk merayakan karnaval.
Kementerian Kesehatan Brazil enggan mengomentari hasil tes pasien ini.
Sehari sebelumnya, pada Selasa (25/2/2020) Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki kasus seorang warga yang sempat pergi ke Italia.
Baca: Dipastikan Terinfeksi Corona, Tentara AS di Korea Selatan Jalani Karantina
Baca: Pertama Kali di Hokkaido Jepang Satu Meninggal Gara-gara Virus Corona
Tepatnya di pusat persebaran virus corona yakni Kota Lombardy.
Pria itu bepergian ke sana, dari 9 Februari sampai 21 Februari 2020.
Pada kepulangannya, dia mengalami gejala sakit mirip dengan tanda-tanda wabah corona.
Selain itu, sejumlah warga Brazil yang berada di pusat penyebaran corona yaitu Wuhan akan diterbangkan pulang awal bulan ini.
Sebelumnya, Italia telah mengantongi 322 kasus, dan menjadi terbanyak ke-4 di dunia.
Negara asal spagetti ini, sudah mengonfirmasi lonjakan angka kematian minggu lalu.
Hal sama terjadi di Yunani, Rabu ini otoritas setempat sudah melaporkan kasus pertamanya.
Kabar ini telah dikonfirmasi Wakil Menteri Kesehatan Yunani, Sotiris Tsiodras dilansir Reuters.
Pasien itu adalah seorang wanita asal Yunani berusia 38 tahun.
Sebelumnya, dia melakukan perjalanan ke Italia Utara.
Sedangkan di negara mode, Perancis baru saja ada korban jiwa akibat patogen ini.
Dia adalah pasien yang berusia lanjut, 60 tahun.
Ini merupakan kematian kedua, setelah seorang warga asal Hubei, China juga meninggal bulan lalu.
WHO Sebut Persebaran di Luar China Lebih Besar
Sementara itu, World Health Organization (WHO) menilai jika lebih banyak deteksi baru virus corona di luar China dilansir The Guardian.
Ini menjadi titik balik utama, dalam penyebaran wabah mematikan ini.
Pada sebuah pidato, Direktur WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti kasus persebaran ini.
"Kemarin, jumlah kasus baru yang dilaporkan di luar China melebihi jumlah kasus baru di China untuk pertama kalinya," katanya.
Peningkatan ini terjadi di sejumlah negara yaitu Italia, Iran, dan Korea Selatan.
Selain itu sejumlah negara ikut terjangkit karena berkaitan dengan Iran di Bahrain yakni Irak, Kuwait, dan Oman.
Sedangkan, Aljazair, Austria, Kroasia, Jerman, Spanyol, dan Swiss terpapar dan pasiennya berkaitan dengan Italia.
Tedros mengklaim, tim WHO akan bertolak ke Iran akhir pekan ini untuk memberikan dukungan di sana.
Selain itu, pihak WHO juga mengimbau agar otoritas tidak mengumumkan pasien terburu-buru tanpa tes yang jelas.
Lantaran, itu akan membentuk kekhawatiran pada masyarakat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)