TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Kemelut politik Malaysia kelihatannya tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad menyiapkan langkah 'balasan' atas penunjukkan dan pengangkatan Muhyiddin Yassin menjadi Perdana Menteri Malaysia.
Dilansir Kompas.com mengutip Malaysia Kini, langkah selanjutnya koalisi yang dipimpin Mahathir Pakatan Harapan akan mengajukan mosi tidak percaya kepada Muhyiddin ketika parlemen bersidang 9 Maret mendatang.
Baca: Kronologi Detik-Detik Pengangkatan Sumpah Jabatan Muhyiddin Jadi Perdana Menteri Kedelapan Malaysia
Baca: Ini Pertimbangan Raja Tunjuk Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia
Jika mosi ini berhasil, pemerintahan Muhyiddin akan jatuh. Raja memiliki dua opsi memilih Mahathir kembali sebagai PM atau menggelar pemilu dini.
Diketahui, butuh 112 kursi untuk mencapai mayoritas di parlemen Malaysia.
Untuk mencapai mayoritas di parlemen Malaysia, dibutuhkan 112 anggota parlemen yang mendukung.
Dalam perolehan kemenangan Mahathir sendiri, merujuk pada 113 anggota parlemen yang telah menandatangani pernyataan tertulis berisi dukungan terhadap Mahathir sebagai PM dari koalisi Pakatan Harapan.
Padahal, Raja Malaysia Sultan Abdullah telah mengangkat Muhyiddin sebagai PM ke-8 Malaysia kemarin sore.
Raja berpendapat Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) itu sebagai calon yang paling mungkin menguasai mayoritas 112 kursi.
Kubu Muhyiddin menyatakan mereka didukung 114 parlementarian.
Saling klaim ini tentunya membingungkan dan mengindikasikan ada segelintir parlementarian yang memberi dukungan ganda kepada kubu Mahathir dan Muhyiddin.
Mahathir menuturkan Raja menolak beraudiensi dengannya.
Krisis politik Malaysia memanas
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dengan terbuka menyerang mantan sekutu politiknya, Muhyiddin Yassin yang disumpah menjadi orang nomor satu negeri “Jiran” hari ini, Minggu (01/03/2020).