"Ratusan ribu (migran) sudah menyeberang, tak lama lagi akan mencapai jutaan," jelasnya.
Pemimpin Turki ini tidak memberikan jumlah pasti berapa migran yang tengah melintasi perbatasan ini.
Kendati demikian, Yunani mengklaim ada sekitar 1.000 migran yang sudah sampai di timur Pulau Aegean dari Turki, sejak Minggu pagi waktu Yunani.
Selain itu, Yunani sudah menghentikan 10.000 migran di perbatasannya dalam 24 jam pada Minggu lalu.
Sejumlah migran itu melemparkan batu dan batangan logam saat diberhentikan.
Sedangkan, pihak keamanan Yunani menembakkan gas air mata untuk melawan mereka.
Selain dari Suriah, banyak warga Afghanistan dan Afrika Barat diantara migran terebut.
Perilaku Turki dan Yunani ini dikecam oleh Pengawas Hak Asasi Manusia dari Dewan Uni Eropa.
Menurut mereka ini adalah krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Segala sesuatu harus dilakukan untuk mengurangi kekerasan di perbatasan."
"Termasuk dengan memastikan penegak hukum, menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan secara berlebihan," bunyi pernyataan dari mereka.
Keputusan Yunani menangguhkan suaka bagi para migran ini disayangkan Erdogan.
Lantaran, Turki sendiri sudah merasa tidak mampu menampung para migran ini.
"Entah kita akan membawa orang-orang ini ke tanah kelahiran mereka, atau semua orang akan mendapat bagian untuk menanggung beban ini."