TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Kepala kepolisian Malaysia Abdul Hamid Bador mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki putri mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Marina Mahathir.
Tak sendirian, polisi juga menyelidiki aktivis hak asasi manusia Ambiga Sreenevasan.
Dilansir dari Stait Times, keduanya diselidiki polisi atas tuduhan mereka dalam keterlibatan dalam unjuk rasa pada hari Minggu kemarin.
Mereka berkumpul di Kuala Lumpur pada hari yang sama ketika Tan Sri Muhyiddin Yassin dilantik sebagai perdana menteri baru Malaysia.
Sebelumnya, di Malaysia sendiri terjadi perebutan kekuasaan di antara anggota parlemen tentang siapa yang akan menjadi perdana menteri berikutnya menggantikan Mahathir.
Marina dalam aksi massa tersebut menyerukan agar warga Malaysia, terutama kaum muda tidak menyerah dengan gejolak politik yang terjadi.
"Para pemuda perlu mengambil alih dan membuat suara mereka didengar," katanya, seperti dilansir dari KONTAN dalam artikel berjudul "Berdemo saat Muhyiddin Yassin diangkat jadi PM, putri Mahathir diperiksa polisi".
"Satu-satunya cara untuk membuat kondisi politik ini lebih baik adalah dengan kamu ambil bagian, dan aku percaya pada orang-orang baik di Malaysia dan aku percaya kita akan bangkit kembali," tegasnya.
Saat diperiksa polisi, Marina menyebut ia merasa sedang bernostalgia. "Ini seperti dulu, sebelum Mei 2018," katanya.
"Saya bersikap kooperatif. Polisi meminta saya untuk datang ke kantor, jadi saya di sini," ujar dia.
Sementara itu, direktur Departemen Investigasi Kriminal Malaysia Huzir Mohamed mengatakan penyelidikan terhadap Ambiga, Marina dan penyelenggara unjuk hari Minggu muncul sehari setelah pihak berwenang meluncurkan penyelidikan hasutan ke dalam protes lain yang diorganisir oleh aktivis dan pengacara Fadia Nadwa Fikri.