News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pimpinan Revolusi Iran Sebut Virus Corona Senjata Biologis AS: Awalnya China, Iran dan Seluruh Dunia

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah).

TRIBUNNEWS.COM - Merebaknya virus corona baru Covid-19 membuat dunia internasional khawatir.

Pasalnya, virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China ini telah menyebar dengan cepat.

Namun, hingga kini belum ditemukan vaksin untuk menyembuhkan virus corona.

Terkait dengan hal itu, Pimpinan Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami, mengatakan, bahwa ada kemungkinan virus corona adalah serangan perang biologis Amerika Serikat (AS) terhadap China.

Virus Corona Telah Bermutasi Jadi 2 Jenis: 70% Pasien Terkena Virus yang Lebih Agresif dan Menular (MailOnline)

Mengutip dari The US Sun, Salami mengatakan demikian, saat jumlah korban tewas akibat virus corona di Iran melonjak 15 hingga 107 orang.

Ini merupakan wabah terburuk ketiga di dunia setelah China dan Korea Selatan.

Akibatnya, otoritas Iran menutup smeua sekolah dan universitas selama sebulan.

Selain itu, otoritas Iran juga telah membatasi perjalanan di dalam negeri karena mereka meminta bantuan internasional yang juga menghadapi virus corona.

Lantaran hal itu, Salami bersumpah bahwa, Iran akan memenangkan perjuangan melawan virus corona.

"Ada kemungkinan bahwa virus ini adalah produk dari serangan biologis oleh Amerika yang awalnya menyebar ke China dan kemudian ke Iran dan seluruh dunia," kata Salami.

"Amerika harus tahu bahwa virus ini akan kembali ke sana jika ada di belakangnya," imbuhnya.

Sebelumnya, Salami juga bersumpah untuk membersihkan planet ini dari 'kekotoran' Israel dan AS.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki mengatakan, sekolah dan universitas di iran akan tetap ditutup selama setidaknya satu bulan.

Baca: Diplomat Iran Sekaligus Pejabat Senior Meninggal Gara-gara Corona

Baca: Covid-19, Salat Jumat di Seluruh Negeri Dibatalkan Pemerintah Iran, Antisipasi Penularan Corona

"Orang seharusnya tidak menganggap ini sebagai kesempatan untuk bepergian," kata Namaki.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini