TRIBUNNEWS.COM - Orang-orang di seluruh dunia saat ini berusaha menghindari tempat publik yang ramai, menanggalkan perjalanan wisata, dan memilih untuk bekerja dari rumah demi mengurangi resiko paparan Covid-19.
Sejumlah negara juga mulai menangguhkan acara besar, dari level konser sampai olimpiade internasional.
Besarnya wabah ini, akhirnya juga mempengaruhi cara ibadah umat muslim di seluruh dunia.
Terutama yang melibatkan orang banyak, seperti umrah dan saalat Jumat.
Inilah sejumlah perubahan ibadah warga Muslim di lima negara dirangkum oleh Al Jazeera:
1. Arab Saudi Menangguhkan Ibadah Umrah
Kerajaan Arab Saudi pada Rabu lalu, menutup akses ibadah umrah bagi semua negara dan masyarakat Arab sekalipun.
Umrah atau diistilahkan haji kecil, adalah salah satu ibadah Islam yang bisa dilakukan sepanjang tahun.
Tidak sama halnya dengan Haji, yang harus menunggu Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah.
Menurut surat kabar lokal, tindakan ekstrim ini dilakukan Arab Saudi untuk menghindari paparan Covid-19.
Otoritas setempat mengatakan, mereka berusaha melindungi Masjidil Haram dan Kakbah di dalamnya.
Penangguhan juga diberlakukan di Madinah, tepatnya di Masjid Nabawi.
Tahun ini musim Haji akan berlangsung pada 28 Juli sampai 2 Agustus 2020.
Pemerintah Arab Saudi belum memberi kepastian, sampai kapan larangan masuk ini akan berlaku.
Padahal, sudah ada lebih dari 60.000 orang yang mendaftar haji tahun ini.
Arab Saudi sendiri sampai saat ini sudah mengonfirmasi dua kasus corona.
2. Iran Melarang Salat Jumat di Seluruh Provinsi
Iran merupakan negara yang memiliki tingkat infeksi corona tertinggi di dunia.
Sampai saat ini, negara pusat Syiah ini sudah mengantongi 4.747 kasus dengan 124 kematian.
Sebagai negara berpenduduk Muslim, Iran melarang salat Jumat di semua provinsi.
"Penyakit ini menyebar luas," kata Presiden Iran, Hassan Rouhani.
"Ini menwabah di hampir semua provinsi dan ini merupakan penyakit global dimana telah menginfeksi banyak negara di dunia."
"Kita harus bekerjasama untuk mengendalikan masalah ini secepat mungkin," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Awqaf Mesir Mohammad Juma menilai salat Jumat boleh dibatalkan dengan alasan kondisi saat ini, dilansir Gulfnews.
"Jika virus menyebar di negara muslim dan menjadi sebuah kepentingan untuk membatalkan salat Jumat, maka ibadah itu bisa dilakukan seperti salat di siang hari di rumah (dhuhur)," jelas Juma pada Selasa lalu waktu Mesir.
3. Jamaah Harus Pakai Sajadah Sendiri dan Dilarang Berjabat Tangan
Menteri Urusan Muslim di Singapura, Masagos Zulkifli mengimbau bagi warga Muslim di Singapura agar membawa sajadah sendiri ke masjid.
Selain itu, dia meyarankan agar tidak berjabat tangan sebelum atau sesudah salat.
"Pada situasi ini, kita semua tidak disarankan berjabat tangan."
"Tapi jika kamu melakukannya, basuh tanganmu," jelasnya.
"Ini hanyalah anjuran bagi kita semua yang mungkin sering lupa," lanjut Masagos.
Baca: PBNU Berharap Ibadah Haji Tahun Ini Tidak Terganggu Wabah Virus Corona
Baca: Penyebaran Virus Corona Kian Mengkhawatirkan, Iran Keluarkan Imbauan Pelaksanaan salat Jumat
Memang sulit mengecek berapa suhu tubuh para jamaah ketika berdatangan ke masjid.
Oleh karena itu, Masagos mengatakan bagi mereka yang mengalami gejala Covid-19 sebaiknya beribadah di rumah saja.
Sampai saat ini, lebih dari 100 kasus ada di Singapura.
4. Otoritas Inggris Meminta para Muslim Mengikuti Anjuran Kesehatan
The Muslim Council of Britain adalah salah satu organisasi Muslim terbesar di Inggris.
Organisasi ini secara resmi dipanggil otoritas Inggris dan diberi arahan agar mengukuti saran kesehatan dari pemerintah.
"Sarannya kebanyakan terkait kebersihan dan hal ini sejalan dengan tuntunan Islam."
"Abu Malik Al Ash'ari mengatakan bahwa Rasulullah mengatakan: Kebersihan sebagian dari iman," kata MCB pada situs resminya.
Aturan kesehatan ini, mereka terapkan di madrasah untuk membiasakan anak-anak mencuci tangan.
Masjid juga dilengkapi hand sanitizer disekitar area Wudhu.
5. Pemerintah Tajikistan Meminta Warga Beribadah di Rumah
Tajikistan sebenarnya sampai saat ini belum melaporkan kasus apapun.
Namun, sejak Jumat lalu pemerintah membatalkan semua ibadah khusus pria itu.
Negara mayoritas Muslim ini, juga menutup akses masuk untuk tetangganya yakni China dan Afghanistan.
Selain itu, tentu saja tiga negara pusat Covid-19 di luar China yaitu Korea Selatan, Italia, dan Iran.
Pemerintah juga membatalkan perayaan Nowruz atau Tahun Baru Persia dimana akan berlangsung pada 21 Maret sampai 25 Maret 2020.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)