TRIBUNNEWS.COM, ITALIA - Pemerintah Italia memerintahkan semua toko ditutup, kecuali toko bahan pangan dan apotek, seiring bertambahnya angka kematian Covid-19 dari total 463 orang menjadi 827 orang.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan semua bar, restoran, salon, dan divisi kantor yang tidak bersifat esensial mesti sementara ditutup.
Adapun layanan antar makanan bakal diperbolehkan.
Conte, yang pidatonya disiarkan langsung oleh stasiun televisi, mengatakan kebijakan ini akan berlaku mulai Kamis (12/03) hingga 25 Maret mendatang.
Jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Italia telah melampaui 12.000 orang.
Salah satunya adalah pemain klub sepak bola Juventus, Daniele Rugani. Yang bersangkutan, menurut pernyataan Juventus, tidak menunjukkan gejala apapun.
Saat ini hampir 900 orang yang terjangkit Covid-19 berada dalam perawatan intensif, kata Kepala Bidang Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Michael Ryan.
"Iran dan Italia sekarang sedang menderita, namun saya bisa jamin negara lain akan berada dalam situasi itu dalam waktu dekat," ujarnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkah virus corona sebagai pandemi, penyakit menular yang menyebar dari satu orang ke orang lainnya di banyak negara pada waktu yang bersamaan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengukuhkan bahwa wabah virus corona sekarang adalah pandemi setelah sebelumnya ia tidak menggunakan kategori itu selama beberapa minggu.
Dr Tedros mengatakan kasus-kasus di luar China telah meningkat 13 kali lipat dalam waktu dua pekan.
Dia mengaku "amat prihatin" dengan "taraf ketiadaan aksi yang mengkhawatirkan".
Polisi dan tentara dikerahkan untuk melakukan penjagaan dan pemeriksaan di kawasan karantina di Italia.
Menanggapi situasi ini, Kedutaan Besar RI di Roma sudah menyiapkan langkah.
"Dalam briefing pertama [dengan pemerintah Italia] kami sudah meminta agar ada aturan bahwa semua embassy [kedutaan asing], termasuk KBRI, punya akses kepada warga negara [yang terpapar virus]," kata Esti Andayani, dubes RI di Roma, kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo, hari Senin (09/03).
"Dan mereka menjanjikan jika ada WNI yang terpapar -- [karena] tentunya kami tidak langsung tahu -- itu menjadi tugas Kementerian Kesehatan dan institusi emergency civil protection, untuk memberi notifikasi kepada kami," kata Dubes Esti.
"Kami juga akan mematuhi aturan/protokol yang berlaku, bahwa kami tidak akan membuka identitas [warga yang terpapar virus], di sini aturannya sangat ketat untuk tidak membuka identitas warga yang terpapar Covid-19," kata Esti.
Sebagian besar WNI di Italia utara adalah mahasiswa.
Esti mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 31 koordinator wilayah yang bertugas menjadi semacam jembatan komunikasi antara warga dan pihak KBRI.
Sebelum ada lock down, KBRI sudah melakukan konferensi video dan setelah ada aturan isolasi/karantina, komunikasi dilakukan melalui WhatsApp.
Esti mengatakan kondisi mereka baik dan tak ada masalah dengan pasok makanan. Suplai bahan pangan sehari-hari masih terjamin.
Dikatakan bahwa para WNI tetap tenang dan memutuskan tinggal di rumah sesuai ketentuan otoritas setempat.
Panduan visual untuk mencermati wabah virus corona
KBRI Roma juga telah menyusun panduan langkah kontijensi dan menetapkan nomor hotline COVID-19 serta menyampaikan himbauan langkah-langkah pencegahan.
Kasus virus corona mengalami kenaikan di Italia dengan jumlah korban meninggal mencapai setidaknya 366 orang.
Pemerintah memberlakukan isolasi atau lock down di Italia utara, kawasan yang berpenduduk setidaknya 16 juta orang.
Apa komentar mahasiswa Indonesia di Milan?
Mahasiswi di Milan, Jeannette Lim menyebut situasi ini sebagai 'keadaan yang tidak normal'.
Dirinya harus tinggal di rumah dan melakukan kegiatan kuliah secara daring.
"Biasanya saya keluar rumah untuk bertemu teman, kuliah dan pergi makan, kali ini harus kuliah secara online dan aneh rasanya, meski para dosen bersedia untuk video call situasi ini tidak normal," kata Jeannette kepada wartawan BBC News Indonesia, Silvano Hajid, melalui sambungan telepon, Rabu (11/03).
Persediaan makanan yang ia butuhkan masih cukup hingga dua pekan ke depan meski sesekali pergi ke pusat perbelanjaan terdekat dari rumahnya.
"Ada aturan yang ketat ketika berbelanja, kami harus menjaga jarak minimal satu meter antar pengunjung," tambah Jeannette.
Jeannette menerima 'kedaan tidak normal' ini dengan mengikuti arahan pemerintah setempat, karena dia percaya lonjakan jumlah kasus Covid-19 dalam satu pekan terakhir terjadi karena banyak orang di kotanya abai dengan imbauan yang telah diberikan, yakni dilarang berkumpul di tempat umum.
Dirinya dan kebanyakan WNI di Milan, Italia telah berkoordinasi dengan pihak KBRI, melalui grup dalam aplikasi WhatsApp.
"Sejauh ini belum ada WNI yang melaporkan mengalami gejala terjangkit virus itu, dari banyaknya update yang kami berikan, kebanyakan melaporkan bahwa rumah sakit mulai penuh."
Jumlah korban meninggal dunia akibat wabah virus corona di Italia melonjak dari 133 orang menjadi 366 orang dalam sehari.
Jumlah total orang yang terinfeksi pun naik 25%, dari 5.883 kasus menjadi 7.375 kasus.
Angka-angka ini menjadikan Italia sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak di luar China, sejak virus itu menjalar pada Desember 2019.
Lonjakan ini terjadi di tengah langkah drastis yang ditempuh Italia guna mengendalikan penyebaran Covid-19.
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, mengatakan setidaknya 16 juta orang di wilayah Lombardy dan 14 provinsi lainnya harus memperoleh izin khusus bepergian dalam aturan karantina.
Langkah itu dibarengi dengan penutupan sekolah, pusat kebugaran, kolam renang, kelab malam, museum dan resor ski di seantero Italia.
Sebelumnya, Institut Kesehatan Nasional menyatakan usia rata-rata para korban meninggal dunia adalah 81 tahun. Mayoritasnya mengidap penyakit bawaan. Diperkirakan 72% di antara mereka berjenis kelamin laki-laki.
Menurut data pemerintah, 4,25% kasus virus corona yang dikonfirmasi telah meninggal dunia, persentase tertinggi di dunia.
Karena itu, dalam pernyataan yang diumumkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Indonesia melarang masuk atau transit wisatawan asing asal Italia serta warga asing yang pernah mengunjungi wilayah tersebut. Dua negara lainnya yang disebutkan adalah Iran dan Korea Selatan.
Keputusan ini mulai berlaku pada Minggu (8/3) pukul 00.00 WIB.
Apa yang sudah dilakukan pemerintah Italia?
Pemerintah Italia sebelumnya telah menutup semua sekolah selama 10 hari mulai Kamis (05/03) dalam upaya menghambat penyebaran wabah virus corona.
Dan semua kompetisi olahraga profesional, termasuk pertandingan sepak bola Serie A, bakal dilangsungkan tanpa penonton selama sebulan.
Virus corona telah menyebabkan 107 orang meninggal dunia di Italia, negara yang paling terdampak oleh wabah tersebut di Eropa.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan layanan kesehatan bisa jadi kewalahan.
"Situasinya berubah sangat cepat... Yang jelas ialah wabah ini belum mencapai puncaknya," kata Jens Spahn.
Kasus telah dikonfirmasi di 81 negara, dengan Italia, Iran, dan Korea Selatan muncul sebagai hotspot di luar China.
PM Conte meminta semua warga Italia untuk "melakukan bagian mereka"
"Kita dalam perahu yang sama, siapapun yang memegang kemudi punya tugas untuk menunjukkan jalan, kita harus berusaha lebih keras, kita harus melakukannya bersama-sama," ujarnya.
Menteri Pendidikan, Lucia Azzolina, berharap para siswa bisa kembali bersekolah secepat mungkin.
"Saya berkomitmen untuk memastikan bahwa layanan umum yang esensial tersedia bagi semua murid, meskipun dari jauh," ujarnya.
Media lokal mengatakan pakar kesehatan dan menteri kesehatan Italia mendukung langkah penutupan sekolah.
Angka kematian akibat virus corona di Italia melonjak sebanyak 28 orang, sehingga totalnya kini 107 orang, kata Badan Perlindungan Sipil pada hari Rabu. Kebanyakan pasien meninggal dunia berada di wilayah Lombardy sekitar Milan, dan wilayah utara dekat Bologna dan Venesia.
Langkah pengendalian awal, yang meliputi karantina 11 kota di dekat Milan dengan populasi 50.000 orang, gagal menghentikan penyebaran infeksi.
Pemerintah kini juga mempertimbangkan untuk menutup bioskop dan teater serta melarang acara publik, lansir kantor berita Reutes, mengutip draf surat keputusan pemerintah.
Dekret itu juga meminta warga Italia untuk menghindari pelukan dan berjabat tangan sebisa mungkin.
Italia dilanda ketakutan
Italia menderita karena virus corona: kafe-kafe dan hotel-hotel sepi, sektor turisme di sini diperkirakan bakal merugi £6,5 miliar (Rp103 triliun).
Kota lainnya di sebelah utara Milan bisa dikarantina setelah kasus di sana terus bertambah.
Namun langkah-langkah pengendalian sejauh ini gagal menghambat penyebaran — satu korban pertama telah jatuh di selatan Roma.
Dan meskipun sang perdana menteri berusaha meyakinkan rakyatnya dalam pidato tadi malam, rasa takut akibat krisis ini semakin dalam.
WHO: Total kasus di dunia mendekati 100.000
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan jumlah total kasus virus corona di seluruh dunia "mendekati" 100.000.
"Kini kita mendekati 100.000 kasus terkonfirmasi," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus
Namun, sejumlah organisasi lain—termasuk kantor berita seperti Reuters dan AFP—membuat perhitungan sendiri dengan menambahkan angka-angka yang diberikan berbagai negara dan pejabat kesehatan.
Kedua kantor berita ini kini melaporkan jumlah total kasus virus corona sudah melampaui 100.000.
Di Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat, para peneliti terus memutakhirkan laman interaktif untuk melacak wabah virus corona per detik.
Berdasarkan perhitungan mereka, lebih dari 100.000 orang sudah terinfeksi dan lebih dari 3.400 orang telah meninggal dunia di seantero dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan hampir 100.000 orang di seluruh dunia telah terjangkit virus corona. Lebih dari 3.000 orang meninggal dunia, sebagian besar di China.