News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Khawatir Krisis Covid-19, Kanada Rekrut Pensiunan Dokter dan Canangkan Telehealth

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain - WNI di Singapura Positif Terjangkit Virus Corona, Sudah Tunjukkan Gejala saat Masih di Jakarta

TRIBUNNEWS.COM - Universitas British Columbia memanggil semua pensiunan dokter untuk kembali bekerja menanggulangi wabah Covid-19.

Perwakilan College of Physicians dan Surgeons of British Columbia, Heidi Oetter mengatakan bahwa perguruan tinggi ini akan mengirim email ke ratusan pensiunan dokter.

Tetapi para dokter yang dihubungi hanya mereka yang baru dua tahun ini pensiun.

Dokter-dokter tersebut akan didaftarkan kembali sehingga bisa mendapatkan lisensi.

Sementara itu, posisi yang paling dibutuhkan adalah dokter yang berpengalaman di Unit Gawat Darurat (UGD).

"Pekerjaan yang sangat dibutuhkan adalah untuk menangani pasien yang sakit parah dan menggunakan ventilator," kata Oetter dilansir Global News.

"Saat saya membaca email dari seorang dokter yang berkata 'aku akan melakukannya secara gratis' saya pikir kita akan bisa mengumpulkan banyak orang," tambahnya.

Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Oetter menyadari, saat ini semua provinsi di Kanada tengah menyusun rencana mereka.

"Mereka sedang mengerjakan pekerjaan rumah saat ini dan mempersiapkan antisipasi," jelasnya.

"Saya tahu Alberta juga melakukan persiapan yang sama."

Upaya rekrutmen pensiunan dokter ini datang dari permintaan Otoritas Kesehatan Provinsi Dr Bonnie Henry.

Dokter keluarga yang tidak berpengalaman di rumah sakit, juga bisa membantu mendampingi dokter lainnya.

Seperti halnya membantu paramedis menginkubasi pasien.

Pengalaman dokter pribadi semacam ini sangat dibutuhkan, kendati suster ataupun perawat bisa melakukan hal ini juga.

"Hal terpenting saat ini adalah mengidentifikasi siapa saja yang bersedia untuk kemudian didaftar oleh otoritas kesehatan."

"Sehingga mereka bisa diputuskan untuk ditempatkan di mana," jelas Oetter.

Petugas kesehatan saat melakukan penanganan dan perawatan terhadap pasien dalam pengawasan suspect virus Corona di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz, Jalan dr Sutomo, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Kamis (5/3/2020). (Ist/Dok RSUD dr Abdul Aziz Singkawang)

Optimalkan Telehealth

Oetter juga mengatakan akan memperluas pemakaian telehealth, yang memungkinkan pasien berkonsultasi lewat komputer atau telepon seluler.

Tentu cara ini sangat berguna di tengah gempuran wabah Covid-19 ini.

"Bahkan kemungkinan dokter juga harus dikarantina selama 14 hari."

"Jadi mari kita perbanyak layanan pengobatan jarakĀ  jauh (telehealth) kepada pasien sebanyak mungkin."

Langkah besar untuk merekrut pensiunan dokter ternyata juga dilakukan Inggris.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Kanada Adrian Dix mengatakan bahwa usaha untuk merekrut dokter-dokter ini mendapat respon baik.

Para pensiunan dokter antusias untuk kembali bekerja.

Baca: Pejabat dan Pemimpin Negara Positif Corona: Mendagri Australia, Wapres Iran Hingga Istri PM Kanada

Baca: Antisipasi Kanada Lawan Virus Corona: Hubungi Ahli Kesehatan

Mantan Ketua Asosiasi Medis Kanada, Dr Gigi Osler juga mendukung langkah ini sebagai salah satu cara menanggulangi wabah corona.

Namun dia berpesan agar kesehatan paramedis ini tetap dijaga.

Menggunakan fasilitas telehealth salah satunya.

Aplikasi atau fasilitas semacam ini bisa memungkinkan orang-orang mencari informasi terkait gejala dan tempat uji corona secara praktis.

Jadi calon pasien pun tidak harus langsung pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk mengadukan gejala mereka.

"Ini menunjukkan bahwa kita sangat membutuhkan telehealth ini sekarang," jelas Osler.

Bagaimanapun juga, semua dokter maupun paramedis membutuhkan jaminan keamanan saat melakukan pekerjaan beresiko.

Apalagi menghadapi langsung wabah Covid-19, dimana sudah banyak staf medis di seluruh dunia yang meninggal.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini