Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang dituntut 110 juta yen atas kematian seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) Kementerian Keuangan Jepang cabang Osaka yang bunuh diri, Toshio Akagi beberapa waktu lalu.
Aplikasi tuntutan dimasukkan ke Pengadilan Osaka pada 18 Maret lalu.
"Kmai telah memasukkan aplikasi tuntutan hari ini," kata pengacara istri Takagi kepada pers, Rabu (18/3/2020) sore.
Pengacara juga membacakan komentar istri Takagi, "Saya ingin tahu kebenaran kematiannya."
Ayah Akagi juga mengomentari, "Mengapa hanya satu orang yang bertanggung jawab dan memilih kematian?"
Sementara itu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan berduka cita atas kematian bunuh diri Takagi.
"Kami berduka cita sedalamnya atas kematian tersebut dan akan ditangani oleh Menteri Keuangan Taro Aso nantinya," kata Shinzo Abe.
Kasus ini bermuai dari masalah penjualan tanah milik negara kepada perusahaan sekolah Moritomo Gakuen tiga tahun lalu.
Baca: Aktor Detri Warmanto Ungkap Selain Dirinya, Aspri Ibundanya dan Sopir Juga Terinfeksi Covid-19
Baca: Cara Membuat Empon-empon, Minuman Tradisional Dipercaya Punya Khasiat sebagai Penangkal Virus Corona
Seorang pejabat Kementerian Keuangan Kinki (Osaka dan sekitarnya) melakukan bunuh diri karena merasa tertekan disuruh menghapus dan merusak dokumen catatan negara oleh atasannya.
"Wasiat" Takagi yang meninggal diungkap pengacara sebagai dasar tuntutan ke Pengadilan Osaka tersebut.
Berikut tulisan kesaksian korban bunuh diri: "Saya disuruh menghapus dokumen, mengapa tidak ada orang yang berani bersaksi menolak instruksi tersebut."
Fakta bahwa Biro Keuangan Kinki telah menjual tanah dengan harga sekitar 800 juta yen kepada Moritomo Gakuen.
Dijadwalkan akan dibuka sekolah di Toyonaka, Osaka.
Saat itu sebagai rencana Kepala Sekolah kehormatan adalah Akie Abe, istri PM Jepang Shinzo Abe.
Sebuah dokumen resmi yang menggambarkan sejarah transaksi pertanahan dibuang dan dipalsukan setelah Direktur Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Sagawa, merespons transaksi Februari 2017.
Nama Akie Abe dan anggota parlemen lenyap dari dokumen yang dipalsukan.
Baca: Dilarang Keluar Rumah, Ini Kegiatan Makan Konate untuk Mengusir Kebosanan
Baca: Terkendala Tempat, Robert Alberts Tak Patah Arang Jalankan Latihan Persib Bandung
Tahun 2018, Akagi, tulisnya dipaksa memalsukan dokumen, sehingga stres dan melakukan bunuh diri.
Namun, masih belum diketahui siapa yang melakukan perusakan atau pemalsuan dokumen dan untuk tujuan apa.
"Semua aslinya disutradarai oleh Direktur Sagawa," demikian tulisan Takagi.
"Kami berduka cita dan ingin memperbaiki kepercayaan dengan berbagai cara. Kami ingin memenuhi tugas saya sebagai menteri. Masalah ini akan kita selesaikan dengan baik dan tidak akan membuka kembali kasus Moritomo Gakuen," kata Menteri Keuangan, Taro Aso.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com