Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Pemerintah India mengumumkan diberlakukannya penguncian (lockdown) secara nasional selama 21 hari.
Keputusan mendadak ini disampaikan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
India telah memperketat langkah-langkahnya untuk menjaga 1,3 miliar penduduknya tetap berada di rumah.
Dikutip dari laman Malay Mail, Kamis (26/3/2020), dalam berbagai video yang viral di media sosial, aparat kepolisian di India terlihat menggunakan tindakan represif untuk menyuruh warga yang berkeliaran di jalanan agar kembali ke rumah.
Polisi terlihat memukuli sejumlah warga menggunakan tongkat kayu, karena diketahui melanggar aturan lockdown.
Hal ini menjadikan India sebagai negara yang telah menerapkan tindakan paling berat demi menjaga warganya agar diam di rumah demi menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
Sebelumnya, PM Modi telah mengumumkan dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional kepada seluruh warga negara terpadat kedua di dunia itu bahwa ia akan memberlakukan lockdown selama tiga pekan.
Penerapan sistem ini secara otomatis melarang warga India untuk tidak berkeliaran di luar rumah.
Baca: Virus Corona Mengganas, Boeing Tutup Sementara Pabrik di Washington
Lockdown di India mulai diberlakukan tadi malam dan banyak warga yang masih terlihat saling berdesakkan di jalan dan berkerumun di bus umum, meskipun pemerintah telah memberikan banyak peringatan.
Baca: Hati-hati, Klorokuin Itu Obat Penyembuhan, Bukan untuk Pencegahan Corona
Termasuk pengerahan aparat kepolisian untuk menertibkan warga yang melanggar aturan.
Terlepas dari tindakan itu, polisi di kota Meerut di India Utara telah membuat warga yang melanggar aturan menunjukkan sikap berontaknya dengan menunjukkan tanda yang bertuliskan 'Saya adalah teman virus corona' atau 'Saya adalah musuh masyarakat'.
Baca: Hari Ini IHSG Diprediksi Masih Menguji Support Baru
Mereka pun memposting foto itu di media sosial Twitter untuk mempermalukan kepolisian setempat.
Akun Twitter resmi polisi Meerut dipenuhi gambar-gambar warga yang tampak memegang papan pemberitahuan 'bernada sarkastik'.
Mulai dari komentar dalam bahasa Hindi yang berbunyi 'Saya tidak percaya pada hukum negara' hingga 'Saya tidak peduli dengan keluarga atau masyarakat saya'.