TRIBUNNEWS.COM, GROZNY - Pada Selasa (24/03/2020) pemimpin republik Chechnya, Ramzan Kadyrov membuat pernyataan pada pertemuan pemerintah Chechnya tentang virus corona.
Pemimpin negara bagian Rusia yang didominasi muslim itu mengkonfirmasi tiga kasus infeksi virus corona pertamanya.
Kasusnya berasal dari seorang warga Chechnya yang kembali dari perjalanan ibadah umrah di Mekah dan tidak mematuhi peraturan karantina.
Menurut kantor berita regional Kaukasus, Knot News, Kadyrov menegaskan bahwa siapa pun yang tidak taat aturan akan dibunuh.
Orang yang terinfeksi tidak hanya sakit tapi juga mampu menulari keluarganya, saudara perempuan dan lelakinya, juga tetangganya, demikian ucap Kadyrov.
Dia juga menambahkan bahwa orang yang menyebarkan informasi palsu tentang virus corona harus dihukum dengan layanan masyarakat.
Baca: Wakil Dubes Inggris Meninggal karena Terinfeksi Virus Corona
Pada Selasa juga, Kadyrov memerintahkan penutupan restoran, kafe dan tempat ramai di Chechnya sebagai upaya penghentian penularan virus.
Awal bulan ini, Kadyrov tadinya menepis kekhawatiran tentang virus Covid-19 dan meminta warganya untuk minum air campuran lemon dan madu untuk meningkatkan sistem imun.
Termasuk juga mengonsumsi bawang putih untuk membersihkan darah.
Virus corona telah menewaskan lebih dari 18 ribu orang di seluruh dunia. Untuk itu, Rusia telah melakukan tindakan antisipasi untuk menahan pelebaran wabah virus corona di negaranya.
Sejauh ini terdapat 658 kasus infeksi virus corona dilaporkan di seluruh rusia dengan tiga kasus terjadi di republik Chechnya, negara bagian utara Kaukasus, Rusia yang didominasi masyarakat muslim.
Pemerintah Rusia sejauh ini juga telah mengatakan kepada wilayah negara itu untuk menutup klub malam dan bioskop untuk memperlambat penyebaran virus corona.