Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - California akan menjadi negara bagian pertama di Amerika Serikat (AS) yang memberikan bantuan keuangan kepada imigran gelap (ilegal) di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Gubernur California Gavin Newsom telah mengumumkan serangkaian tindakan baru yang diambil oleh negara bagian yang dipimpinnya itu untuk memberikan bantuan keuangan kepada warga yang menderita karena pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) terkait corona.
Satu diantara sejumlah langkah yang diambil adalah dengan menggelontorkan dana sebesar 125 juta dolar Amerika Serikat (AS) bagi imigran ilegal yang tinggal di California.
"California adalah negara bagian yang paling beragam di Amerika Serikat, keragaman ini membuat kami lebih kuat dan lebih tangguh," ujar Newsom.
Ia pun menegaskan bahwa California selalu mendukung keberagaman, meskipun banyak yang bermukim secara ilegal di wilayahnya.
Baca: Pasien Positif Virus Corona yang Dirawat di RSD Wisma Atlet Jumlahnya 406, Berkurang 15 Pasien
Baca: Tak Punya Anggaran, Kota Batam Tidak Bisa Jalankan Karantina Cegah Covid-19
"Setiap orang California, termasuk tetangga dan teman kami yang tidak berdokumen, harus tahu bahwa California ada di sini untuk mendukung mereka selama melewati krisis ini," tegas Newsom.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (16/4/2020), anggaran yang dialokasikan sebesar 125 juta dolar AS ini merupakan gabungan dari dana publik dan swasta, dengan komposisi 75 juta dolar AS berasal dari negara dan 50 juta dolar AS dari Grantmakers yang Prihatin dengan Imigran dan Pengungsi (GCIR).
GCIR ini adalah jaringan yayasan yang berfokus pada masalah imigrasi dan telah berjanji untuk meningkatkan dana bantuan tersebut.
Menurut siaran pers yang menuliskan rincian terkait dana itu, sekitar 150.000 pekerja tidak berdokumen akan menerima satu kali pembayaran tunai sebesar 500 dolar AS per orang dewasa, dengan batasan 1.000 dolar AS untuk tiap rumah tangga.
Para imigran ilegal ini pun dapat mengajukan bantuan dana tersebut mulai bulan depan.
Perlu diketahui, langkah ini diambil menyusul situasi sulit yang kini tengah dihadapi para imigran ilegal di California, mereka tidak memenuhi syarat untuk memperoleh bantuan keuangan dari UU CARES, karena status kewarganegaraan mereka.
Newsom mencatat bahwa 10 persen dari total tenaga kerja di California adalah pekerja tidak berdokumen yang selama ini telah membayar miliaran pajak untuk negara bagian tersebut.
Terlepas dari sikap keras Presiden AS Donald Trump di perbatasan Selatan dengan Meksiko dan peningkatan upaya deportasi bagi imigran gelap, California tetap menjadi negara paling agresif di AS dalam memberikan manfaat kepada non-warga negara.
Tahun lalu, California menjadi negara bagian pertama di AS yang memberikan manfaat kesehatan bagi mereka yang tinggal di negara itu secara ilegal, namun berusia di bawah 26 tahun.
Newsom juga pada tahun ini telah mengusulkan untuk memperluas tunjangan itu kepada manula berusia 65 tahun ke atas.
Secara politik, dana bantuan baru ini tentunya akan digunakan sebagai amunisi dalam debat imigrasi ilegal yang sedang berlangsung terhadap Demokrat oleh kaum konservatif.
Kaum konservatif AS memang secara konsisten berargumen terhadap non-warga negara yang menerima tunjangan pemerintah.
Sikap anti imigran yang mereka pegang pun terus memicu ketegangan di negara tersebut.