TRIBUNNEWS.COM - Rusia dan AS siap untuk membahas rudal hipersonik dan masalah pengendalian senjata lainnya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan, hal tersebut merupakan bagian dari diskusi lebih luas soal stabilitas strategis.
Mengutip Al Jazeera, kedua negara mengembangkan rudal hipersonik untuk memperluas kemampuan pertahanan mereka.
Rudal seperti itu terbang beberapa kali kecepatan suara dan dapat dikemudikan dalam penerbangang.
Rudal supersonik lebih sulit dihentikan daripada generasi senjata lainnya.
Lebih lanjut, beberapa ahli khawatir penempatan rudal supersonik dapat memicu perlombaan senjata nuklir baru.
Baca: Jelang Peringatan Hari Ulang Tahun Pendiri Negara, Korea Utara Tembakkan Rudal Kendali Jelajah
Baca: AS Pindahkan Sistem Pertahanan Rudal ke Irak setelah Muncul Serangan Milisi yang Didukung Iran
Pembicataan tentang Kontrol Senjata dan Stabilitas Strategis
Lavrov menuturkan, ia ingin berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo setelah menerima telepon darinya beberapa hari lalu.
Saat itu, Lavrov mengatakan, Pompeo menyinggung soal pembicaraan mengenai kontrol senjata dan stabilitas strategis.
"Kami menyambut minat semacam itu dari mitra Amerika kami," kata Lavrov.
"Karena kami telah mendorong mereka untuk mengatasi masalah ini secara lebih aktif dalam waktu yang lama," tambahnya.
"Kami terbuka untuk berbicara mengenai perkembangan baru yang menjanjikan, termasuk konteks mengenai senjata hipersonik," tuturnya.
"Saya menenaknkan secara khusus, dengan mempertimbangkan semua aspek dan faktor yang memengaruhi stabilitas strategis tanpa kecuali," jelasnya.
Baca: Di Tengah Isu COVID-19, Promosi Wisata Indonesia di Moskow Jalan Terus
Baca: Kecaman Politikus Rusia pada Keputusan Trump Setop Dana WHO, Wakil Menlu: Keputusan yang Egois
Lebih jauh, Moswkow telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan dengan Barat sejak wabah virus corona.
Sebelumnya, perjanjian kontrol senjata era Perang Dingin dalam bahaya karena hubungan Rusia dengan Barat telah memburuk beberapa tahun lalu.
Diketahui, selama pandemi virus corona, Rusia telah menerbangkan persediaan dan peralatan medis ke AS dan Italia.
Sebagai catatan, pada Agustus 2019, AS menarik diri dan keluar dari perjanjian senjata strategis, Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF).
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)