TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Ekuador mengatakan pihak kepolisian telah memindahkan hampir 800 mayat dalam beberapa pekan terakhir dari rumah-rumah di Guayaquil.
Guayaquil dilaporkan sebagai episentrum penyebaran wabah virus corona di negara tersebut.
Sebelumnya diberitakan, pemakaman jenazah korban Covid-19 menjadi masalah serius di Ekuador.
Wabah itu membanjiri layanan kesehatan darurat, rumah sakit, hingga tempat pamakaman.
Mengutip dari France24, pekerja kamar mayat di kota pelabuhan Ekuador tersebut mengaku tidak dapat mengatasi tumpukan mayat yang disimpan para penduduk.
Baca: POPULER- Perjuangan Ekuador Mengubur Korban Corona, Jenazah Disimpan di Kontainer Pendingin
Baca: Ekuador Kewalahan Urus Jenazah Pasien Virus Corona, Beberapa Bahkan Ada yang Hilang
Warga Guayaquil menggungah video di media sosial yang memperlihatkan mayat-mayat ditinggalkan di tepi jalan.
Lebih jauh, Kepala Gugus Tugas yang dibentuk pemerintah, Jorge Wated angkat bicara.
"Jumlah yang kami kumpulkan dengan satuan tugas, dari rumah penduduk melebihi 700 orang," ungkap Wated.
Wated menambahkan, pada Minggu (12/4/2020), tim gugus tugas yang telah beroperasi selama tiga minggu terakhir telah mengumpulkan 771 mayat dari rumah penduduk.
Sekira 631 mayat dikumpulkan dari rumah sakit yang kamar mayatnya membeludak.
Wated tidak merinci penyebab kematian para korban.
Dilaporkan, 600 di antaranya kini telah dikuburkan oleh pihak berwenang.
Ekuador telah mencatat lebih dari 8.000 kasus infeksi virus corona sejak diagnosis pertamanya pada 29 Februari 2020 kemarin.
Provinsi pesisir Guaya menyumbang lebih dari 70 persen dari mereka yang terinfeksi di negara itu.