News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Rekor, Klaim Pengangguran AS Akibat Virus Corona Capai Lebih dari 22 Juta

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PHK

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan lebih dari 5.245 juta orang Amerika mengajukan klaim 'pengangguran' untuk pertama kalinya pada pekan lalu.

Angka-angka ini membawa total kenaikan pengangguran AS selama sebulan terakhir menjadi total lebih dari 22 juta.

Baca: Survei SMRC: 77 Persen Masyarakat Indonesia Terancam Penghasilannya Akibat Pandemi Virus Corona

Ini tentu saja melebihi angka yang tercatat pada krisis keuangan 2008.

Padahal sebelumnya, rekor untuk klaim awal pengangguran selama masa resesi akibat virus corona (Covid-19) adalah di bawah 700.000.

Namun, angka pengangguran AS kini telah melonjak hingga 16 persen.

Lebih buruk jika dibandingkan yang terjadi selama krisis keuangan.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (17/4/2020), beberapa Analis memperkirakan bahwa jumlah klaim akan terus menurun dalam beberapa pekan mendatang.

Sedangkan yang lainnya mengatakan akan ada lonjakan lebih lanjut di masa mendatang.

Seperti yang disampaikan Asisten Ketua Keuangan di Notre Dame University, Jason Reed.

"Ini mirip dengan seluruh negara yang dilanda badai, dan kita tidak tahu kapan badai itu akan pergi," kata Reed.

Sebelumnya, Federal Reserve AS melaporkan pada pekan ini bahwa produksi industri pada Maret lalu mengalami anjlok sebesar 5,4 persen karena penghentian sementara pekerjaan di pabrik yang memproduksi mobil, pesawat terbang, dan barang-barang lainnya.

Baca: APD Tidak Sesuai Standar Diduga Penyebab Petugas Medis Mudah Tertular Virus Corona

Hal ini dilakukan untuk melindungi para pekerja dari wabah corona.

Ini merupakan penurunan tertajam selama satu bulan sejak 1946 silam, saat industri Amerika ditutup untuk mengalihkan produksi dari komoditas masa perang ke produk konsumen setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini