TRIBUNNEWS.COM - Pada konferensi pers harian Rabu (22/4/2020) lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan segera membuka taman nasional setelah negara bagian mulai melonggarkan lockdown.
"Berkat kemajuan signifikan kami melawan musuh yang tak terlihat, saya senang mengumumkan bahwa sejalan dengan pedoman administrasi saya untuk membuka Amerika lagi, kami akan mulai membuka kembali taman nasional dan lahan publik kami untuk dinikmati rakyat Amerika," kata Trump merujuk pada Hari Bumi.
National Park Service (NPS) telah menutup banyak fasilitas publik di seluruh AS, sebagaimana dikutip dari The Hill.
Baca: Ahli Obat-obatan di AS Ini Mengaku Dipecat karena Tak Sepaham dengan Donald Trump
Baca: Universitas Harvard Tolak Kembalikan Dana Bantuan Covid-19 yang Ditandatangani Donald Trump
Ini dilakukan berdasarkan aturan dari otoritas lokal, demi mengurangi penyebaran Covid-19.
Gedung Putih pada Kamis silam, meluncurkan pedoman untuk membantu negara bagian merumuskan rencana melonggarkan kuncian dan membuka kembali ekonomi mereka.
Sejak saat itu, sejumlah gubernur mengumumkan rencana membuka kembali bisnis dalam beberapa minggu ke depan.
Pada konferensi persnya, Trump memberi isyarat pada Menteri Dalam Negeri David Bernhardt sehubungan dengan jadwal membuka kembali taman nasional.
Namun Bernhardt menilai keputusan itu tergantung dengan para gubernur negara bagian.
"Kamu juga punya banyak lahan untuk dibuka. Orang-orang akan sangat bahagia," kata Trump.
Bernhardt menulis cuitan dia akan membuka taman nasional secara bertahap dengan cara yang aman.
Rincian mengenai rencana pembukaan kembali taman-taman akan diberikan dalam beberapa hari mendatang setelah panduan dari Gedung Putih, menurut pejabat Departemen Dalam Negeri.
The Grand Canyon dan Yellowstone adalah salah satu taman ikonik yang ditutup untuk umum selama pandemi.
Namun agaknya keputusan Trump ini membuahkan kritik dari sejumlah pihak.
Mereka mengaku prihatin karena membuka taman berarti membiarkan orang-orang berkerumun lagi.