TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu orang berbaris di jalan-jalan Minsk di Belarus pada Sabtu (9/5/2020) lalu di tengah pandemi corona.
Tentara dan warga turun ke jalan memperingati parade Hari Kemenangan negara yang menandai 75 tahun sejak akhir Perang Dunia II.
Belarus, yang telah dipimpin oleh Presiden otoriter Alexander Lukashenko selama lebih dari 25 tahun, mengorganisir parade lebih dari 3.000 anggota angkatan bersenjata di ibu kotanya sebagaimana dikutip dari DW News.
Baca: Veteran PD II dari Rusia Galang Dana Bagi Keluarga Dokter dan Perawat yang Meninggal karena Covid-19
Baca: Cara 5 Negara di Dunia Hadapi Corona, Panama Pisah Jenis Kelamin & Presiden Belarus Santai
Lukashenko memang menganggap virus corona sebagai psikosis.
Berpegang pada anggapan tersebut, Belarus menjadi satu-satunya negara Eropa yang tidak melakukan pembatasan publik untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Bahkan minggu ini pemerintah mengumumkan pemilihan presiden akan tetap berlangsung.
Ribuan penonton, termasuk para veteran Perang Dunia II berbaris di rute parade jalanan di Minsk.
Hanya segelintir orang yang terlihat mengenakan masker.
Keputusan Belarus tetap melakukan parade disayangkan juru bicara Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dia prihatin dan mempertanyakan kenapa negara bekas Soviet dan sekutu dekat Rusia itu keukeuh melakukan parade.
"Kami berharap itu tidak akan menyebabkan semacam peningkatan eksplosif dalam jumlah yang terinfeksi," kata Smitry Peskov.
Belarus secara resmi mencatat 21.101 kasus dan 121 kematian akibat Covid-19.
Sedangkan Worldometers pada Senin (11/5/2020) mencatat 22.973 infeksi dengan 131 korban jiwa di negara ini.
Berdiri Bersama untuk Peringati Pahlawan di Rusia