News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Antisipasi Konfrontasi dengan Amerika, Militer China Ajukan Tambahan Anggaran

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal induk China, Liaoning.

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Para pemimpin militer China dikabarkan tengah berupaya keras agar anggaran militer mereka ditingkatkan saat diumumkan di Kongres Rakyat Nasional yang dimulai pada hari Jumat mendatang.

Seorang sumber South China Morning Post menyebut, alasan kenaikan anggaran adalah China membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk mengatasi tantangan yang tidak stabil di dalam dan luar negeri.

Akan tetapi, daftar alasan teratas adalah konfrontasi yang berkembang dengan AS.

Baca: Ladeni Provokasi China, Kapal Induk Amerika Akan Berpatroli Lagi di LCS

Mengutip South China Morning Post, hubungan China-AS telah mencapai titik terendah di tengah perang dagang, pertengkaran atas kebebasan sipil dan Taiwan, serta konflik atas klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.

Ada pula perselisihan soal asal-usul pandemi Covid-19 antara Beijing dan Washington.

Baca: Komisaris Australia Gerah dengan Kehadiran Militer Beijing di Laut China Selatan

Dari sudut pandang Beijing, ancaman militer muncul di ambang pintu di mana pesawat pembom AS melakukan sekitar 40 penerbangan di atas wilayah yang diperebutkan di Laut China Selatan dan China Timur sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut naik tiga kali lipat lebih dari jumlah penerbangan pada periode yang sama tahun 2019. 

Baca: Sengketa Laut China Selatan Dituntaskan

Kapal perang Angkatan Laut AS juga telah berlayar di daerah itu pada periode yang sama.

"Beijing merasa ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh AS dan negara-negara asing lainnya meningkat, sehingga Tentara Pembebasan Rakyat menginginkan peningkatan anggaran untuk mendukung modernisasi militer dan pelatihan siap tempurnya," kata Song Zhongping, seorang komentator militer yang berbasis di Hong Kong kepada South China Morning Post.

Baca: Kapal Perang AS kembali Berlayar di Selat Taiwan Setelah Ketegangan dengan China Meningkat

Meskipun ukuran sebenarnya dari anggaran pertahanan Tiongkok adalah masalah perselisihan, sumber dari pihak militer China mengatakan bahwa PLA akan ingin menyamai atau melampaui tingkat pertumbuhan 7,5% tahun lalu karena ketegangan meningkat di beberapa bidang, termasuk gesekan dengan Taiwan.

Meski pertumbuhan pengeluaran militer itu tidak tampak aneh, namun hal tersebut bertolakbelakang dengan kondisi ekonomi domestik China yang sangat terpukul oleh wabah Covid-19 dan ancaman resesi global.

Pada akhir Maret, bank investasi China International Capital Corporation memangkas perkiraan pertumbuhan PDB riilnya untuk China pada 2020 menjadi 2,6% dari 6,1% pada Januari.

Data yang dihimpun South China Morning Post menunjukkan, Tiongkok mengumumkan pengeluaran militer senilai 1,18 triliun yuan (US$ 176 miliar) di NPC pada Maret 2019, yang merupakan nilai terbesar kedua di dunia setelah Amerika.

Tetapi Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm memperkirakan, pengeluaran pertahanan China mencapai US$ 261 miliar, sekitar sepertiga dari anggaran militer AS senilai US$ 732 miliar.

Lu Li-shih, mantan instruktur di akademi angkatan laut di Taiwan, mengatakan perselisihan antara Beijing dan Washington adalah yang terburuk sejak dimulainya kembali hubungan diplomatik pada 1970-an.

Sementara itu, Collin Koh, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Universitas Teknologi Nanyang Singapura, mengatakan PLA dan militer AS memiliki saluran komunikasi.

"Hubungan militer bilateral ... mungkin tidak selalu efektif, tetapi setidaknya berfungsi sebagai 'katup tekanan' yang ada untuk mencegah dan berpotensi mengurangi risiko yang timbul dari meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington," kata Koh.

China: AS Coba Lari dari Tanggung Jawab

China mengatakan, Amerika Serikat (AS) berusaha menggunakan Tiongkok untuk mengalihkan kesalahan atas kekeliruan mereka sendiri dalam penanganan wabah virus corona baru.

Melansir Reuters, pernyataan China tersebut menanggapi surat Presiden Donald Trump yang mengancam akan menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan pada Selasa (19/5), AS berusaha mencoreng China dan telah salah perhitungan dengan mencoba menggunakan Tiongkok untuk menghindari tanggungjawabnya sendiri.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyerang WHO dengan sebutan "boneka" China. Dan menegaskan, ia sedang mempertimbangkan untuk memotong dukungan dana ke lembaga di bawah naungan PBB itu.

"Mereka adalah boneka China, mereka China-sentris untuk membuatnya lebih bagus," katanya di Gedung Putih, Senin (18/5), seperti dikutipChannelnewsasia.com.

Trump mengatakan, Amerika Serikat (AS) membayar sekitar US$ 450 juta setiap tahun kepada WHO, kontribusi terbesar dari negara mana pun. Rencana memangkas ini karena ia menilai WHO memperlakukan AS dengan tidak benar.

"Mereka memberi kami banyak nasihat buruk," ujarnya tentang WHO.

Trump bahkan mengancam akan membekukan secara permanen dukungan dana AS ke WHO, kecuali jika ada "perbaikan substantif" yang organisasi berbasis di Jenewa, Swiss, itu lakukan dalam 30 hari ke depan.

Washington menghentikan pendanaan untuk WHO pada pertengahan April lalu, menuduhnya terlalu dekat dengan Beijing dan menutupi kesalahan dalam mengelola pandemi virus corona baru.

Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Konflik dengan AS kian tajam, militer China minta tambahan anggaran 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini