Sejak terjadi insiden itu, muncul tagar #IndonesiaTerserah.
Habib dari CSIS menilai relaksasi yang diberikan pemerintah telah menepis harapan pemerintah daerah untuk mengurangi infeksi lantaran khawatir dengan sistem kesehatan tidak bisa mengatasi gelombang masuknya pemudik.
Dia mengatakan, negara menghadapi dua klaster infeksi yang tampaknya menyebar ke sebagian besar provinsi.
Sebagaimana terjadi di klaster Tabligh Jamaat Ijtima Gowa-Tallo dengan 8.000 lebih perserta dan klaster pondok pesantren Al-Fatah Temboro di Magetan, Jawa Timur.
Pesantren Al Fatah memiliki 24 siswa yang dinyatakan positif virus korona.
Baca: Diantaranya 43 Santri Asal Malaysia, 75 Santri Ponpes Al Fatah Temboro Magetan Positif Covid-19
Adapun 43 siswa Malaysia lainnya juga dinyatakan positif Covid-19 setelah kembali ke negara asal.
Sekolah itu menampung lebih dari 22.000 siswa, 2.000 di antaranya adalah orang asing, sebagian besar dari negara-negara Asia Tenggara.
"Saya pribadi percaya bahwa kedua kluster dapat dicegah jika pemerintah sejak awal melarang orang kembali ke kampung halaman," kata Habib.
Dia menilai dua cluster itu rumit karena penelusuran kontak dilakukan di tingkat lokal, bukan dikoordinasikan oleh pemerintah pusat.
Dia juga menyarankan agar pemerintah memantau kegiatan keagamaan yang masif, pasar trandisional, dan pekerja industri yang masih beroperasi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)