Pemerintah Beri Kompensasi
Baca: Meski Covid-19 Berakhir, Perusahaan-perusahaan Ini Bakal Izinkan Karyawannya Kerja dari Rumah
Pemerintah memberi kompensasi bagi pekerja yang terdampak pelarangan perdagangan satwa liar.
Melansir SCMP, pemerintah China baik lembaga pemerintah tingkat nasional maupun provinsi, akan memberikan kompensasi kepada mereka yang terkena dampak atas pelarangan perdagangan satwa liar.
Pada 8 April 2020, the National Forestry and Grassland Administration menerbitkan pemberitahuan yang mewajibkan pejabat lokal untuk memberikan kompensasi kepada peternak di beberapa provinsi.
Tiga provinsi di China yaitu Hunan, Guangdong, dan Jiangxi telah merespon niat baik pemerintah tersebut.
Pada Senin, pemerintah Hunan mengatakan akan melakukan pembayaran satu kali kepada peternak dari 14 jenis satwa liar termasuk tikus bambu, babi guinea, rusa muntjac, musang dan ular.
Adapun syarat yang harus dilakukan yaitu peternak melepaskan satwa mereka kembali ke alam liar atau menjauhkannya dari mereka.
Pembayaran akan bervariasi mulai dari 24 yuan atau setara Rp 50.00 untuk seekor marmut hingga 2.456 yuan atau setara Rp 5 juta untuk seekor muntjac.
Sara Platto pewakilan Yayasan Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pembangunan Hijau China menyambut baik skema kompensasi ini.
"Sangat senang melihat China memberikan insentif kepada orang-orang yang berburu, membiakkan, atau menjual satwa liar. Penting untuk merawat mereka dan tidak membiarkan mereka terdampar," katanya seperti dikutip SCMP.
Anggota Komite Nasional Tiongkok untuk manusia dan biosfer, Zhou Haixiang menambahkan, langkah-langkah pemerintah itu belum cukup jauh.
Menurutnya, larangan harus sampai pada larangan penggunaan komersial satwa liar.
"Larangan itu pada konsumsi satwa liar tetapi dari sudut pandang ekologis, kita harus melarang semua penggunaan komersial satwa liar," jelasnya.
Baca: Anies Minta Warga DKI Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan, Kalau Tidak PSBB Diperpanjang Lagi
Lanjutnya, satwa-satwa yang dibiakkan untuk makanan hanya 30 persen dari total.
Sementara, operasional komersialnya, seperti peternakan bulu dan taman margasatwa menyumbang 70 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pemerintah Wuhan China Larang Konsumsi Satwa Liar