Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ibunda Hana Kimura, Kyoko Kimura meminta kepada media agar menjauh dulu di masa berkabung saat ini dan akan memakamkan jenazah putrinya secara diam-diam.
"Mengenai pemakaman Hana Kimura, kami akan menahan diri, tidak mengungkapkan tanggal dan waktu serta tempat karena niat keluarga yang berduka yang ingin melakukannya secara pribadi. Mohon perhatikan media dan penggemarnya," ungkap Kyoko Kimura kepada media, Rabu (27/5/2020).
Sementara itu World Wonder Ring Stardom (Stardom) promotor gulat profesional wanita yang berbasis di Tokyo, Jepang, didirikan pada September 2010 oleh mantan co-produser All Japan Women Rossy Ogawa, mengumumkan dalam pesan di situs resmi bahwa ia sedang mempertimbangkan pertandingan peringatan untuk Hana Kimura.
"Keluarga yang berduka mengungkapkan rasa terima kasih mereka yang mendalam kepada semua penggemar yang mendukung Hana Kimura, dan tanggal dan waktu acara tersebut tidak dapat dipastikan karena masa pandemi corona, tetapi layanan peringatan untuk Hana Kimura akan diadakan," tulisnya.
Selain hiburan, Stardom berencana untuk mendiskusikan apakah dapat mengirimkan gambar dan foto kepada penggemar.
"Kami akan memberi tahu anda segera setelah detailnya diputuskan," ungkap Ogawa.
Rencana pertandingan peringatan Hana Kimura dilakukan di Shinkiba 1st RING Tokyo yang akan diadakan pada tanggal 13 dan 14 Juni 2020.
Baca: 5 Penumpang di Stasiun Gambir Tak Kantongi SIKM, Dikarantina 14 Hari hingga Jalani Swab Test
Sedangkan acara di Korakuen Hall diadakan pada tanggal 30 Juni 2020.
Tak Tahan Dibully
Meninggalnya pegulat profesional Jepang Hana Kimura di usia 22 tahun tanggal 23 Mei 2020 lalu diduga karena ijime (bully) yang dilakukan di medsos Jepang.
Diketahui pemegang akun medsos sebanyak 75,1 persen menggunakan nama palsu.
"Data tahun 2014 menunjukkan pemegang akun medsos di Jepang 75,1 persen menggunakan nama palsu," ungkap Shinsuke Tsutsumi (63), mantan Pemred majalah Forsight, Minggu (25/5/2020).
"Karena menggunakan nama palsu itulah banyak yang berani bicara seenaknya di medsos seringkali tak bertanggungjawab," tambahnya.