Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian luar negeri (Kemlu) dan KBRI Abu Dhabi telah membantu menangani persoalan yang menimpa puluhan pekerja migran Indonesia (PMI) yang tertahan kepulangannya di Bandara Abu Dhabi, Minggu (31/5/2020).
KBRI Abu Dhabi dalam keterangannya telah menerima pengaduan melalui hotline KBRI pada tanggal 30 Mei 2020 pukul 23.00 bahwa terdapat 26 relawan PMI yang terhambat perjalanan pulang ke Indonesia di Bandara Abu Dhabi.
"Menurut informasi, mereka membeli tiket melalui salah satu platform tiket online untuk terbang ke Jakarta menggunakan maskapai Garuda GA 9046 yang dioperasikan oleh Etihad EY 474," dikutip dari pernyataan resmi KBRI Abu Dhabi, Minggu (31/5/2020).
Jadwal keberangkatan semula adalah 31 Mei 2020 dini hari (02.50am) waktu setempat.
Dari informasi yang dikumpulkan, penerbangan tersebut tidak tercatat di website resmi Etihad dan tidak ada jadwal EY 474 utk tgl 31 Mei 2020.
Menindaklanjuti pengaduan tersebut, pejabat KBRI Abu Dhabi terjun langsung membantu para pekerja migran Indonesia tersebut dan memberi bantuan logistik.
Berdasarkan pendataan, tercatat terdapat 37 pekerja migran Indonesia yang berada di Bandara Abu Dhabi, sedang sekitar 15 WNI lainnya telah kembali ke rumah masing masing.
Selain itu, Kemlu juga langsung berkoordinasi dengan Dirut Garuda dan Kantor Pusat Maskapai Garuda untuk memperoleh informasi lebih jauh dari pihak Garuda.
Sampai informasi ini dikeluarkan belum diperoleh penjelasan teknis detail dari Garuda, namun Dirut Garuda menyampaikan bahwa Garuda akan bertanggung jawab dan menindaklanjuti situasi ini.
Berdasarkan informasi KBRI Abu Dhabi, saat ini UAE belum membuka secara penuh penerbangan internasional.
Selama pandemi COVID-19 di dua bulan terakhir, penerbangan EY 474 dilakukan sekali setiap minggu pada hari Kamis pukul 14.50.