News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sempat Hentikan Operasional karena Covid-19, Maskapai LCC Rusia Kembali Mengudara

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

A Pobeda Airlines Boeing 737-800

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Maskapai berbiaya murah (LCC) Pobeda, yang juga merupakan anak perusahaan dari maskapai terbesar Rusia, Aeroflot, akan kembali mengudara setelah di-grounded dua bulan akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Hal itu karena Rusia perlahan-lahan telah memulihkan pembatasan perjalanan yang sebelumnya diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.

Baca: Rusia Klaim Temukan Vaksin Virus Corona, Disebut Anti Virus Covid-19 Paling Menjanjikan di Dunia

Baca: Rusia Tak Akan Larang Hidroksiklorokuin, Obat yang Dikonsumsi Trump untuk Lawan Covid-19

Dikutip dari laman Russia Today, Senin (1/6/2020), perusahaan itu sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan mulai mengangkut penumpang pada 1 Juni ini.

Namun, menurut informasi penerbangan dari Bandara Vnukovo Moskwa, lokasi yang menjadi pangkalan armada pesawat induk itu, tiga penerbangan dijadwalkan lepas landas pada hari Minggu kemarin waktu setempat.

Ketiga penerbangan itu memiliki rute menuju kota selatan Makhachkala, Volgograd dan St. Petersburg, Rusia.

Kemudian mulai Senin ini, Pobeda akan membuka rute lainnya, dengan lebih dari 12 penjadwalan penerbangan ke berbagai kota di negeri beruang merah itu.

Kendati demikian, saat ini belum ada rencana bahwa penerbangan internasional akan dilanjutkan.

Perusahaan ini pun mulai melakukan penjualan tiket pada pertengahan Mei lalu dan menjanjikan diskon besar-besaran bagi para calon penumpang.

Perlu diketahui, maskapai berbiaya rendah itu sebelumnya harus menghentikan operasinya pada 1 April 2020, karena pemerintah Rusia memberlakukan pembatasan perjalanan udara untuk mencegah penyebaran virus corona.

Kebijakan tersebut tentu saja mempengaruhi sektor perjalanan dan penerbangan di negara itu.

Rusia pun telah menerapkan kebijakan pelarangan penerbangan dari luar negeri pada akhir Maret lalu.

Namun ini tidak termasuk bagi negara yang ingin memulangkan (repatriasi) warganya.

Saat arus penumpang menurun lebih dari 90 persen dan melumpuhkan keuangan nyaris seluruh maskapai penerbangan, pemerintah Rusia pun telah berjanji untuk mendukung maskapai-maskapai itu melalui pemberian paket stimulus.

Baru-baru ini, pemerintah Rusia mengalokasikan 23,4 miliar rubel atau setara 316 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk menopang sektor ini.

Tiga anak perusahaan Aeroflot juga telah menerima bantuan keuangan, sementara permintaan dari operator lain saat ini sedang dalam proses pertimbangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini