News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Amerika Serikat

Washington Mencekam, Presiden Amerika Serikat Sembunyi di Bunker Gedung Putih

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa demonstran melemparkan bendera AS ke arah kobaran api dalam unjuk rasa memprotes kasus tewasnya George Floyd di luar Gedung Putih, Washington DC, AS, Minggu (31/5/2020).

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Presiden AS Donald Trump sempat diungsikan oleh pasukan pengawal kepresidenan ke bunker Gedung Putih di Washington DC, AS, Jumat (29/5/2020) malam, saat ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar area kediaman eksekutif gedung kepresidenan itu.

Sebagian dari pengunjuk rasa melemparkan batu-batu dan mendorong barikade aparat kepolisian yang berjaga-jaga di kompleks Gedung Putih.

Salah seorang politisi Republik yang dekat dengan Gedung Putih menuturkan, Minggu (31/5/2020) waktu setempat atau Senin pagi WIB, Trump berada di bungker Gedung Putih selama hampir satu jam.

Bunker Gedung Putih dirancang untuk digunakan pada saat-saat darurat, seperti pada saat ada serangan teroris.

Sumber dari kalangan Republik itu tidak bersedia diungkap identitasnya karena tidak memiliki otoritas menyampaikan hal tersebut secara terbuka.

Jam malam akan diberlakukan di seluruh ibukota Amerika Serikat, Washington pada Minggu malam (31/5/2020), kata walikota Distrik Columbia, seperti dikutip dari AFP.

Jam malam tersebut diberlakukan setelah para demonstran berkumpul lagi di dekat Gedung Putih.

Kantor berita Associated Press melaporkan, diungsikannya Trump ke bungker Gedung Putih pada Jumat malam itu dikonfirmasi oleh seorang pejabat pemerintah AS yang juga tidak bersedia disebut namanya.

Baca: Buntut Kerusuhan di Amerika, Donald Trump Akan Masukkan Kelompok Demonstran Ini Sebagai Teroris

Keputusan pasukan pengawal kepresidenan AS mengungsikan Trump ke bunker itu menggambarkan situasi kegawatan di Gedung Putih saat massa demonstran berunjuk rasa di luar.

Baca: Demo Kematian George Floyd, Donald Trump Akan Masukkan Kelompok Antifa sebagai Teroris

Unjuk rasa berlatar belakang isu rasial itu dipicu tewaskan George Floyd, pria kulit hitam, setelah lehernya ditekan dengan dengkul oleh polisi berkulit putih di Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, Senin (25/5/2020).

Insiden itu memicu unjuk rasa besar-besaran yang meluas hingga wilayah-wilayah lain di AS. Bahkan, unjuk rasa serupa sebagai protes atas kebrutalan polisi terhadap Floyd juga digelar di luar negeri, seperti di London, Berlin, dan kota-kota lain.

Baca: Amerika Chaos, HNW: Hindari Kerusuhan Jauhi Penjarahan

Di Washington DC, kota tempat lokasi Gedung Putih, unjuk rasa berubah menjadi ajang kekerasan, membuat aparat keamanan terkejut.

Aparat memberlakukan kesiagaan tertinggi di kompleks Gedung Putih untuk pertama kali sejak serangan teror 11 September 2001.

Presiden AS Donald Trump (MANDEL NGAN / AFP)

"Gedung Putih tidak berkomentar mengenai protokol dan keputusan keamanan," kata Judd Deere, juru bicara Gedung Putih.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini