TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Chiara de Blasio, anak perempuan Wali Kota New York, Bill de Blasio, ditangkap polisi setempat ketika ikut dalam aksi demonstrasi kasus George Floyd, Sabtu (30/5/2020) malam waktu setempat.
Namun ia kemudian dibebaskan dari tuduhan melanggar jam malam.
Di New York, pada siang hari unjuk rasa berlangsung damai.
Para pendemo membuat video polisi berlutut bersama mereka untuk menghormati almarhum George Floyd.
Namun ketika matahari terbenam, para perusuh muncul dan membakar mobil, menyerang polisi, serta melakukan penjarahan.
Wali Kota de Blasio akhir-akhir ini sangat vokal menyoroti fenomena diskiriminasi dan rasisme di Amerika Serikat.
"Rasisme struktural menghantui kehidupan orang kulit berwarna. Apa yang kita lihat sekarang (aksi demonstrasi besar-besaran) merupakan luapan karena ketidakadilan selama beberapa dekade," ujar de Blasio di akun Twitter-nya, Sabtu.
Di beberapa kota, ketegangan meletus antara polisi dan pengunjuk rasa.
Baca: BNPB Catat Ada 1.389 Bencana Terjadi Selama Awal Januari sampai Akhir Mei 2020, Termasuk Covid-19
Namun di tempat lain, polisi melakukan tindakan simpati dengan cara bergabung dengan para pengunjuk rasa untuk berbagi kesedihan.
Di Houston, kampung halaman Floyd, Kepala Polisi Art Acevedo berlutut bersama dengan para pengunjuk rasa.
Acevedo menyatakan ia ingin memberikan pengawalan ketika jenazah George Floyd dimakamkan di Houston.
"Ini akan menjadi masalah besar bagi kota kami untuk membawanya pulang. Kami ingin memastikan keluarganya aman dan kegiatan berlangsung aman pula," kata Acevedo.
Di New York City, seorang perwira polisi terlihat berlutut di depan gambar hati yang terdapat di dinding saat pendemo berkumpul dekat Times Square.
Di New Jersey, Kepala Polisi Joe Wysocki bergabung dengan para demonstran dan memegang papan bertuliskan, "Berdiri untuk Solidaritas," sebagai bentuk penghormatan dan menyebarkan pesan perdamaian.
Baca: Hasil Autopsi Tim Medis di Hennepin County: Kematian George Floyd Akibat Pembunuhan