Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Lima orang, termasuk seorang gadis 15 tahun meninggal dunia karena wabah ebola baru di Republik Demokratik Kongo.
Demikian dilaporkan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa Bangsa (UNICEF), Senin (1/5/2020) waktu setempat.
"Sembilan kasus telah dilaporkan," kata UNICEF, seperti dilansir CNN, Selasa (2/6/2020).
"Empat orang tambahan yang tertular virus--semua memiliki kontak dengan mereka yang terpapar dan termasuk anak, sedang dirawat di unit isolasi di rumah sakit Wangata di Mbandaka," jelas UNICEF dalam sebuah pernyataan.
Baca: Korban Tewas Akibat Ebola di Kongo Menjadi 5 Orang, 4 Kasus Baru Bertambah
"Kasus kematian terjadi antara tanggal 18 hingga 30 Mei, tetapi mereka hanya dikonfirmasi sebagai terkait ebola," kata UNICEF.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menulis di akun Twitternya, enam kasus telah dilaporkan di Mbandaka, Provinsi Equateur, Barat Laut Kongo.
Baca: Tahap Kedua, Polri Bakal Bagikan 6 Ribu Ton Beras Untuk Warga Terdampak Covid-19
Ini adalah wabah virus kesebelas di Kongo yang berpotensi mematikan yang ditularkan cairan tubuh dan memiliki tingkat kematian antara 25%-90%, tergantung pada wabah.
Republik Demokratik Kongo sedang berjuang dalam melawan ebola.
Sementara juga sedang berjuang melawan Covid-19 dan wabah campak.
Baca: Hamil di Usia 38 Tahun, Mona Ratuliu Ceritakan Pengalamannya
Negara Afrika Tengah itu telah melaporkan 3.195 kasus corona dan 72 kasus kematian.
Sejauh ini epidemi terburuk di Kongo adalah campak, yang telah menjangkiti hampir 370.000 orang dan membunuh 6.779 orang sejak 2019.
Pada saat ini, epidemi terbesar ebola terjadi pada 2014-2016, di negara Afrika Barat, Liberia, Sierra Leone, dan Guinea.
Lebih dari 28.000 orang terinfeksi dalam epidemi dan lebih dari 11.000 dari mereka meninggal.(CNN)