TRIBUNNEWS.COM - Polisi dan pengunjuk rasa di Ibu Kota Yunani, Athena, bentrok di luar kedutaan AS selama protes kematian George Floyd.
Sebagaimana diketahui, George Floyd merupakan seorang Afrika-Amerika yang dibunuh oleh polisi di negara bagian Minnesota, AS.
Dikutip Tribunnews dari Anadolu Agency, para demonstran memegang spanduk bertuliskan kata-kata terakhir Floyd "Aku tidak bisa bernafas" dan meneriakkan slogan-slogan menentang tindakan rasis.
Menurut polisi, para pengunjuk rasa melemparkan bom api dan melempari para petugas polisi dengan batu di luar kedutaan.
Polisi merespons dengan putaran gas air mata ke arah para demonstran.
Baca: Apakah Trump Bisa Kerahkan Militer Gara-gara Kasus George Floyd?
Baca: Selain George Floyd, Polisi Minneapolis Telah Buat 44 Orang Tak Sadarkan Diri dengan Pengekang Leher
Ribuan Orang di London Turun ke Jalan Membela George Floyd
Sebelumnya diberitakan, ribuan orang berkumpul di London, Minggu (31/5/2020) untuk memberikan dukungan kepada demonstran AS yang memprotes kematian George Floyd.
Pada pemrotes bersatu dan menyerukan, "Tidak ada keadilan! Tidak ada kedamaian!" dengan mengangkat plakat yang bertuliskan, "Berapa banyak lagi?".
Mereka berkumpul di Trafalgar Square dan mengabaikan aturan pemerintah Inggris terkait pedoman jarak sosial selama Covid-19.
Aparat kepolisian dilaporkan tidak menghentikan mereka.
Dikutip Tribunnews dari Time, demonstran kemudian berbaris di Kedutaan Besar AS.
Barisan petugas kepolisian juga terlihat mengepung gedung.
Beberapa ratus orang duduk di jalan dan mengangkat plakat.
Pemrotes Padati Berlin, Jerman
Secara terpisah, Kedutaan AS di Berlin, Jerman juga menjadi tempat berkumpulnya masa, Sabtu (30/5/2020).
Para demonstran mengangkat plakat bertuliskan pesan: "Keadilan untuk George Floyd."
Aparat kepolisian mengatakan, aksi tersebut diselenggarakan melalui media sosial.
Skalanya pun lebih besar dari yang dibayangkan, tetapi tidak ada penangkapan.
Baca: Ribuan Orang di London dan Jerman Bergabung dengan AS Memprotes Kematian George Floyd
Baca: Derek Chauvin Pindah ke Penjara Berkeamanan Maksimum karena Kekhawatiran Covid-19
Secara terpisah, surat kabar Bild di Jerman pada Minggu, memuat tajuk sensasional, "Polisi pembunuh ini membakar Amerika", dengan panah yang menunjuk ke foto Derek Chauvin.
Sebagaimana diketahui, George Floyd menghembuskan napas terakhirnya di tangan Derek Chauvin.
Kini Derek Chauvin, yang memiliki jabatan Perwira Polisi itu telah dipecat.
Dalam kematian George Floyd, Derek Chauvin dituduh melakukan pembunuhan tingkat tiga.
Adik George Floyd Minta Pemrotes Hentikan Penjarahan
Terrence Floyd, saudara laki-laki George Floyd berbicara di depan umum untuk pertama kalinya, Senin (1/6/2020).
Ia berkumpul bersama ratusan orang di Minneapolis, tempat George Floyd terbunuh.
Terrance meminta para pemrotes untuk berhenti menjarah di Minneapolis dan di seluruh negeri.
"Apa yang kami lakukan? Itu (menjarah) sama sekali tak akan mengembalikan saudara laki-lakiku," kata Terrance yang dikutip dari CBS News.
Terrence Floyd menambahkan, setidaknya ada satu alternatif untuk kerusuhan.
"Mari kita berpikir, suara kita tidak penting dan pilihlah," katanya kepada orang banyak.
Sebagaimana diketahui, para pemrotes menjarah beberapa toko di tengah protes kematian George Floyd.
Dari foto-foto dan video yang beredar, para demonstran menghancurkan beberapa tempat dan membawa barang-barang.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)