TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, didesak untuk menjadikan tokoh wanita kulit hitam sebagai calon wakil presiden yang mendampinginya.
Desakan ini datang dari berbagai pihak, termasuk pihak Partai Demokrat yang mengusung Biden.
Dikutip Tribunnews.com dari abcnews.go.com, penasihat senior Biden, Symone Sanders, menyebut sang capres sudah tahu soal permintaan tersebut.
Di tengah kesibukan Biden, Sanders menjelaskan bahwa Biden mendengar aspirasi masyarakat untuk menjadikan orang non-kulit putih atau kaum minoritas sebagai wakilnya.
Ada pihak yang meminta Biden mencari wakil orang kulit hitam hingga orang Latin.
Baca: Capres Demokrat, Joe Biden Temui Keluarga dan Putri George Floyd Sebelum Upacara Pemakaman
Baca: Mantan Wapres Joe Biden Temui Keluarga George Floyd, Mengobrol Hati ke Hati Lebih dari Satu Jam
"Beliau benar-benar (tahu soal permintaan). Beliau mendengar kekhawatiran masyarakat di seluruh penjuru negeri yang meminta wanita Afrika Amerika sebagai wakil presiden," ungkap Sanders.
"Namun, warga keturunan Latin juga menyarankan agar Beliau memilih orang Latin."
"Ada juga yang meminta Beliau untuk memilih orang yang bisa merepresentasikan kaum LGBTQ+," terang Sanders, Rabu (10/6/2020).
Di tengah banyaknya permintaan masyarakat, Sanders menegaskan bahwa Biden belum punya keputusan resmi terkait siapa yang akan mendampinginya.
"Gagasan-gagasan Anda sudah ditampung, dan saya harus bilang, jika Anda meminta pada Biden hari ini juga, beliau akan bilang bahwa dirinya belum tahu siapa yang akan dipilih," ucap Sanders.
"Namun beliau bisa menjanjikan bahwa sosok yang akan beliau pilih nantinya siap untuk memimpin AS sejak awal," sambungnya.
Sebagai sosok yang pernah menjadi wakil Obama, Biden disebut akan tetap menjaga hubungan baik orang dengan berbagai latar belakang.
"(Biden) akan memiliki hubungan yang sama seperti beliau dan Presiden Obama, bisa jadi akan memilih wanita kulit hitam, namun kami belum tahu," tegas Sanders.
Sejauh ini, Biden bisa dibilang berhasil mengambil simpati sebagian masyarakat AS atas kepeduliannya terhadap isu rasisme yang menimpa George Floyd.