News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Amerika Serikat

Dewan HAM PBB Akan Agendakan Pembahasan Kasus Kematian George Floyd

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Isu rasisme di Amerika Serikat (AS) yang ditandai dengan pembunuhan warga keturunan kulit hitam George Floyd ketika berada dalam tahanan polisi akan menjadi agenda penting dalam sidang Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Demikian pernyataan Dewan HAM PBB seperti dilansir Reuters, Senin (15/6/2020).

Sidang akan digelar mulai Rabu (17/6/2020).

Baca: 5 Patung Tokoh Dunia Dirusak Massa Saat Unjuk Rasa George Floyd

Dewan HAM PBB menggelar rapat berdasarkan permintaan sejumlah negara Afrika yang mendesak digelarnya debat soal rasisme dan tindakan brutal polisi di tengah demonstrasi massal yang terjadi di Amerika Serikat terkait tewasnya Floyd pada 25 Mei lalu.

Hal itu disampaikan Duta Besar Burkina Faso yang menulis surat atas nama 54 negara Afrika kepada Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, soal kematian Floyd.

Baca: Derek Chauvin Tetap Dapat Uang Pensiun Rp 14 Miliar Walau Dinyatakan atas Pembunuhan George Floyd

Surat itu disampaikan kepada Presiden Dewan HAM PBB, Elisabeth Tichy-Fisslberger.

Adapun isi suratnya meminta debat mendesak ini digelar pada pekan ini saat Dewan HAM PBB kembali bersidang, Rabu (15/6/2020).

Selain mengenai Floyd, sidang kali ini akan membahas sejumlah isu HAM lain. (Reuters/AP)

Adik Floyd Serukan Kongres AS untuk Loloskan RUU Reformasi Polisi

 Adik dari George Floyd, yang kematiannya memicu gelombang demonstrasi menentang rasisme, menyerukan kepada Kongres AS untuk "menghentikan rasa sakit."

Rasa sakit itu akan hilang, ketika Kongres meloloskan RUU reformasi untuk mengurangi kebrutalan polisi.

Philonise Floyd hadir secara pribadi dalam sidang Kongres dan menggambarkan kesedihannya menonton video viral kematian George.

Ia menuntut pembuat Undang-Undang untuk mengatasi masalah sistemik dalam penegakan hukum.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini