TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 20 tentara India terbunuh dalam konfrontasi dengan tentara China di perbatasan Himalaya pada Senin (15/6/2020) malam, CNN.com mengabarkan.
Insiden terjadi saat proses deeskalasi di Lembah Galwan, di area yang disengketakan Aksai Chin-Ladakh.
Di area tersebut, dikabarkan tentara dari kedua belah pihak telah berjaga-jaga selama beberapa minggu, sebelum komandan militer senior buka suara awal bulan ini.
Tentara India berkata pada awalnya tiga tentara gugur.
Namun pada Selasa (16/6/2020) menambahkan 17 tentara lainnya ikut gugur.
Tentara tersebut sebelumnya terluka parah.
Baca: Sebanyak 20 Tentara India Tewas dalam Bentrokan Perbatasan dengan Tentara China
Baca: Tiga Tentara India Tewas dalam Bentrokan dengan China di Perbatasan, Situasi Makin Tegang
Lalu suhu yang di bawah nol di dataran tinggi telah membuat kondisi mereka memburuk.
Kematian ini merupakan kematian militer pertama di antara dua negara bersengketa ini dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.
Berdasarkan pernyataan dari pihak tentara India, China juga kehilangan tentaranya, namuan tak diketahui jumlah pasti tentara yang meninggal dunia.
Pejabat militer senior dari kedua belah pihak saat ini bertemu untuk meredakan situasi.
"India dan China sedang berbicara melalui saluran militer dan diplomatik mengenai situasi di daerah perbatasan di Ladakh Timur," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava, Selasa.
Ia mengatakan komandan senior telah menyetujui sebuah proses untuk de-eskalasi selama pertemuan pada hari Sabtu (6/6/2020).
Komandan darat pun telah bertemu untuk membicarakan implementasinya.
"Harapan kami adalah proses ini akan berjalan dengan lancar dan pihak China dapat menghormati Garis Kontrol Aktual (LAC) di Lembah Galwan," katanya dalam pernyataan itu.