TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan Inggris menyebut Dexamethasone Steroid yang secara dramatis mengurangi resiko kematian akibat Covid-19 sebagai terobosan besar.
Para peneliti yang dipimpin oleh tim dari Universitas Oxford memberikan Dexamethasone untuk mengurangi peradangan pada penyakit kepada lebih dari 2.000 pasien Covid-19 yang sakit parah.
Dexamethasone diberikan kepada pasien yang hanya bisa bernapas dengan bantuan ventilator.
Menurut hasil awal dari Trial Pemulihan, obat tersebut dilaporkan mengurangi kematian hingga 35 persen.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, ementara tidak ada manfaat yang dicatat saat obat tersebut diberikan pada pasien yang tidak menggunakan ventilator.
Baca: Mengenal Dexamethasone, Obat yang Tunjukkan Hasil Memuaskan untuk Obati Pasien Covid-19 Gejala Parah
Baca: Dexamethasone Muncul Saat Covid-19 Masih Mewabah, Diklaim Kurangi Risiko Kematian Akibat Corona
"Berdasarkan hasil ini, satu kematian akan dicegah dengan pengobatan sekira delapan pasien berventilasi atau sekira 25 persen yang membutuhkan oksigen saja," ungkap pernyataan Universitas Oxford.
Para peneliti menambahkan, berdasar hasil penelitian, Dexamethasone, obat yang tersedia di apotek, harus segera menjadi perawatan standar pada pasien dengan penyakit yang parah.
"Ini adalah hasil yang patut disambut baik," ungkap satu di antatra Pemimpin Studi, Peter Horby dari Universitas of Oxford, dalam pernyataannya.
Hasil Uji Coba Sangat Menjanjikan...
Lebih lanjut, hasil uji coba sangat menjanjikan karena sekitar 40 persen pasien Covid-19 yang memerlukan ventilator akhirnya meninggal.
Seringkali ini terjadi karena respon inflamasi tubuh yang tidak terkendali terhadap virus.
Bagi mereka yang menerima pengobatan baru, angka kematian turun menjadi kurang dari 30 persen.
Baca: Dexamethasone Efektif Kurangi Risiko Kematian Pasien Virus Covid-19, Tersedia Luas di Pasaran
Baca: Dexamethasone Disebut Efektif Jadi Obat Covid-19 di Inggris, Ada Banyak di Indonesia, Harganya Murah
Secara terpisah, Nick Cammack dari Wellcome, sebuah badan amal Inggris yang mendukung penelitian ilmiah memberikan tanggapannya.
Meskipun obat ini hanya membantu dalam kasus yang parah, "nyawa yang tak terhitung jumlahnya akan diselamatkan secara global", kata Cammack.