News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Masih Tidak Percaya Masker Ampuh Saring Droplet? Ahli Mikrobiologi Membuktikannya dengan Demonstrasi

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dengan Demonstrasi Sederhana, Ahli Mikrobiologi Buktikan Ampuhnya Masker dalam Menyaring Droplets

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ahli mikrobiologi bernama Rich Davis melakukan demonstrasi sederhana untuk membuktikan seberapa ampuhnya penggunaan masker untuk menyaring droplets.

Rich Davis menjelaskan demonstrasinya dalam rangkaian cuitan di Twitter yang diunggah 26 Juni lalu.

Untuk demonstrasinya, Davis memegang kulur agar di depan wajahnya.

Ia kemudian bersin, bernyanyi, berbicara, dan batuk di depan kultur agar itu.

Untuk satu set pertama, Davis mengenakan masker.

Untuk set kedua, Davis tak menggunakan masker sama sekali.

Baca: Dipermalukan karena Tolak Layani Pelanggan yang Tak Pakai Masker, Barista Malah Dapat Tip Rp298 Juta

Demonstrasi Rich Davis (Twitter @richdavisphd)

Setelah selesai, Davis kemudian membiarkan kultur itu mengembangkan bakteri yang berasal dari droplet atau tetesan pernapasannya.

Jika ada koloni bakteri, ada indikasi bahwa droplet dari mulit Davis mendarat di kultur agar itu.

Hasilnya terlihat jelas bahwa ada perbedaan yang besar dalam jumlah droplet yang mendarat di plat itu.

Demonstrasi Rich Davis (Twitter @richdavisphd)

Davis juga menunjukkan keefektifan jarak pada penyebaran tetesan.

Ia berdiri pada jarak dua kaki, empat kaki, dan enam kaki dari plat kultur dan batuk dengan keras selama 15 detik dengan dan tanpa masker.

Jarak enam kaki sangat mengurangi adanya bakteri, tapi masker masih tampak lebih efektif dalam semua kasus.

Baca: Jenazah Pasien Covid-19 Diambil Paksa, Banyak Warga yang Tak Pakai Masker & APD, 8 Orang Ditangkap

Demonstrasi Rich Davis (Twitter @richdavisphd)

Kepada Buzzfeed, Davis mengatakan demonstrasi ini tidak menunjukkan perbedaan antara jenis masker.

Dalam thread Twitter-nya, Davis menekankan bawah yang ia lakukan itu adalah sebuah demonstrasi, bukan eksperimen.
Selain itu, ini hanyalah seukuran satu sampel dan COVID-19 adalah virus, bukan bakteri.

Namun, Davis menyakini bahwa demonstrasi ini "pada dasarnya sama" dengan jenis masker lainnya (termasuk N95, buatan sendiri, katun, dll.).

Karena pada dasarnya demonstrasi itu menunjukkan bahwa ada droplet yang keluar ketika kita ketika bicara, bernyanyi, bersin dan batuk, dan masker dapat memblokir sebagian besar droplet itu.

Baca: Fakta Baru Virus Corona, Penelitian Ungkap Angin Bisa Bawa Droplet Covid-19 hingga 6 Meter

Davis juga menyampaikan di cuitannya bahwa ada beberapa titik data tertentu yang dapat kita simpulkan dari demonstrasi, meskipun tidak secara eksplisit menunjukkannya.

Sebagai contoh, CDC telah menyatakan bahwa COVID-19 menyebar "terutama" melalui tetesan pernafasan seperti di atas.

Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa masker kemungkinan besar akan memblokir tetesan virus itu juga.

Jadi sementara demonstrasi ini bukanlah eksperimen yang kuat tentang berbagai jenis masker dan seberapa efektif mereka terhadap COVID-19, kita bisa mendapatkan banyak data visual tentang seberapa ampuh masker untuk mengurangi transmisi tetesan secara umum.

Bahkan masker kain buatan sendiri akan lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali.

Singkatnya, Davis merekomendasikan bahwa masker wajah dan pelindung wajah harus menjadi bagian dari menjaga gaya hidup bersih, termasuk mencuci tangan atau bersin ke tisu.

Baca: Upaya Cegah Penularan Covid-19, Jaga Jarak Hingga Praktikkan Etika Bersin dan Batuk

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini