Virus flu babi disebut kurang mematikan daripada yang ditakutkan pada awalnya.
Sebagian besar karena banyak orang yang lebih tua memiliki kekebalan terhadap flu babi.
Diperkirakan, kekebalan itu terjadi karena sudah ada kemiripan flu babi dengan virus flu lainnya pada tahun sebelumnya.
Lebih jauh, virus flu babi baru, yang disebut A/H1N1pdm09, muncul di China dengan beberapa perubahan baru.
Dapat Tumbuh dan Berkembang Biak di Sel-sel yang Melapisi Saluran Udara...
Lebih jauh, virus yang para ahli sebut sebagai G4 EA H1N1, dapat tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.
Para ilmuwan menemukan bukti infeksi baru pada orang yang bekerja di rumah pemotongan hewan.
Selain itu, berdasarkan data dari 2011 hingga 2018, bukti infeksi juga ditemukan di industri babi di China.
Baca: Pemerintah Tidak akan Ikuti Mentah-mentah Anjuran WHO Soal Covid-19
Baca: Pernyataan WHO Mengenai Pandemi Covid-19 Sering Berubah-ubah
Tanggapan Perwakilan WHO
Secara terpisah, Juru Bicara WHO memberikan tanggapannya terkait virus jenis baru ini.
"Virus flu babi mirip unggas Eurasia diketahui beredar di populasi babi di Asia dan dapat menginfeksi manusia secara sporadis," kata Juru Bicara tersebut.
"Dua kali setahun selama pertemuan komposisi vaksin influenza, semua informasi tentang virus ditinjau dan kebutuhan akan virus, kandidat vaksin baru dibahas," terangnya.
"Kami akan dengan cermat membaca makalah ini untuk memahami apa yang berkembang," tambahnya.
"Kita harus waspada dan melanjutkan pengawasan, bahkan selama pandemi Covid-19.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)