TRIBUNNEWS.COM - Sekira 24 orang tewas dalam serangan orang bersenjata di pusat rehabilitasi narkoba di kota Meksiko Rapuato, Meksiko tengah.
Polisi kota mengatakan, orang bersenjata itu juga melukai tujuh orang dalam serangan kedua di Irapuato selama satu bulan terakhir.
Serangan itu juga dikonfirmasi oleh seorang pejabat federal.
Foto-foto di tempat kejadian yang dibagikan polisi kepada wartawan setempat menunjukkan, sekira 11 mayat berlumuran darah, tergeletak di sebuah ruangan.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, serangan itu merupakan satu di antara pembunuhan massal terburuk sejak Presiden Andreas Manuel Lopez Obrador berkuasa 19 bulan lalu.
Baca: Polisi Tangkap Tersangka Penembakan Saat Protes Damai di Louisville
Baca: Driver Ojol Jadi Korban Penembakan Anak Buah John Kei di Green Lake City, Begini Kondisi Terbarunya
Dalam pemerintahan Lopez, dia berjanji akan mengurangi rekor tingkat kekerasan.
Tapi kasus pembunuhan mencapai rekor baru tahun lalu, dan masih tinggi memasuki 2020 ini.
Catatan Serangan Lainnya
Pada 6 Juni 2020 kemarin, 10 pria tewas ketika orang bersenjata melepaskan tembakan di sebuah pusat rehabilitasi bagi pecandu narkoba di Irapuato.
Tetapi, tidak segera jelas apakah fasilitas yang sama ditembaki dua kali.
Baca: Belum Jalani Rehabilitasi, Pengacara Sebut Kondisi Tio Pakusadewo Rentan
Baca: Anggota TNI yang Tewas di Tambora Ternyata Tak Alami Penembakan, Diduga Tewas Tertusuk
Pusat-pusat rehabilitasi diketahui menjadi sasaran geng kriminal yang menobarkan 'perang rumput' untuk mengendalikan perdagangan narkoba.
Agustus 2019 lalu, setidaknya 26 orang tewas dalam serangan pembakaran oleh tersangka anggota geng di sebuah bar di pelabuhan Coatzacoalcos, Meksiko selatan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)