Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - China mengkritik Amerika Serikat terkait rencana penarikan diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
China menilai, langkah Amerika Serikat ini akan memiliki dampak serius bagi negara-negara berkembang.
Baca: Krisis Covid-19 Harus Jadi Momentum Terobosan dalam Reformasi Ekonomi
"Beijing mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan dukungan kepada WHO," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kepada wartawan dalam konferensi pers harian, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/7/2020).
Amerika Serikat akan keluar dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 6 Juli 2021 mendatang.
Hal itu disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkannya seperti dilansir Reuters, Rabu (8/7/2020).
Pengumuman itu disampaikan PBB setelah menerima pemberitahuan dari keputusan Presiden Donald Trump, yang telah menuduh WHO menjadi boneka China selama pandemi virus corona (Covid-19).
Baca: Sudah 2 Hari Berturut-turut Beijing Tak Laporkan Kasus Baru Covid-19
"Sekretaris Jenderal... sedang dalam proses verifikasi dengan organisasi kesehatan dunia apakah semua kondisi untuk penarikan tersebut terpenuhi," ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
Trump harus memberikan pemberitahuan penarikan diri Amerika Serikat dari WHO satu tahun sebelum keluar dan membayar semua iuran Washington di bawah resolusi bersama Kongres Amerika Serikat 1948.
Amerika Serikat saat ini berutang ke WHO lebih dari 200 juta dolar Amerika Serikat.
Setelah lebih dari 70 tahun keanggotaan, Amerika Serikat memutuskan untuk keluar dari WHO di tengah meningkatnya ketegangan dengan China atas pandemi virus corona.
Virus ini pertama muncul di kota Wuhan China, akhir tahun lalu.
Trump telah menghentikan pendanaan untuk WHO pada bulan April.
Kemudian dalam Surat 18 Mei memberikan kesempatan kepada WHO selama 30 hari untuk berkomitmen melakukan reformasi.
Dia mengumumkan Amerika Serikat akan berhenti dari keanggotan WHO, kurang dari dua minggu kemudian.
Sejauh ini hampir 12 juta kasus konfirmasi positif virus corona dan lebih dari 540 ribu kasus kematian di seluruh dunia, menurut penghitungan Reuters, dengan sekitar 25% dari kasus positif dan kematian berada di Amerika Serikat.
Namun keputusan Trump bisa terbalik sebelum itu berlaku, jika ia dikalahkan oleh saingannya Calon Presiden dari partai Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden, dalam pemilu November mendatang.
Sejak menjabat, Trump juga telah keluar dari Dewan hak asasi manusia PBB, badan budaya PBB, kesepakatan global untuk mengatasi perubahan iklim dan kesepakatan nuklir Iran.
Dia juga telah memangkas pendanaan untuk dana penduduk PBB dan lembaga PBB yang membantu pengungsi Palestina. (Reuters)