TRIBUNNEWS.COM - Hampir lima juta penduduk Melbourne, akan ditempatkan lagi dalam penguncian (lockdown) karena kasus virus corna melonjak di kota terbesar kedua di Australia tersebut.
Mulai Rabu tengah malam, para penduduk akan diminta untuk tinggal di rumah selama enam pekan ke depan.
Mereka diizinkan keluar apabila menjalankan bisnis penting, seperti pergi ke tempat kerja, belajar, dan berbelanja makanan atau menghadiri konsultasi medis.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, kebijakan ini diumumkan pada Selasa kemarin.
Baca: Sudah Tunjuk Pengacara, Sidang WNI Yang Curi Tas LV di Melbourne Dijadwalkan 2 Oktober
Baca: Tak Hanya di Indonesia, Warga Australia Juga Menolak Tes Covid-19 Karena Dianggap Konspirasi
Penutupan ini merupakan kali pertama dalam satu abad bagi perbatasan sibuk antara Victoria, di mana Melbourne merupakan Ibu Kotanya.
Lebih lanjut, restoran, kafe, dan bar di Melbourne akan menyediakan layanan takeaway saja.
Untuk pusat kebugaran dan salon rambut akan ditutup.
Liburan sekolah juga saat ini diperpanjang.
Baca: Australia Beri Dukungan Rp 35 Miliar kepada PMI untuk Penanganan Covid-19
Perdana Menteri negara bagian Victoria, Daniel Andrews mengatakan, pembatasan itu perlu diberlakukan.
"Saya tahu banyak orang tidak takut, karena in terasa seperti semua orang di belahan dunia merasakannya," katanya dalam pernyataan.
Tapi, Daniel menegaskan, semua orang patut waspada dengan virus corona.
Virus Corona di Australia
Virus corona kini telah menjangkiti setidaknya 12.173.299 orang di dunia.
Warga yang dinyatakan sembuh sebanyak 7.071.786 pasien, sedangkan 552.183 orang dinyatakan meninggal dunia.