Sampai kini, pihak kepolisian dan kantor wali kota masih belum bisa mengonfirmasi laporan tersebut.
Juru bicara kepolisian, Lee Byeong-seok mengatakan bahwa Park terakhir kali diidentifikasi oleh kamera keamanan pada pukul 10:53 siang waktu setempat, di depan pintu masuk wilayah perbukitan.
Lebih dari 6 jam sebelum putrinya melaporkan bahwa Park menghilang.
Park sendiri adalah seorang aktivis sipil dan pengacara HAM yang telah menjadi wali kota sejak 2011 lalu.
Dia dipandang sebagai presiden potensial yang diharapkan dapat maju pada pemilihan presiden 2022.
Dia sendiri memposisikan dirinya sebagai lawan kuat dari mantan presiden Korea Selatan yang konservatif, Park Geun-hye dan menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam penggulingan Park Geun-hye.
Park Geun-hye yang berhasil ditumbangkan dari jabatannya sebagai presiden pada 2017 menjalani hukuman penjara atas dakwaan penyuapan, korupsi serta dakwaan lainnya.
Rencana Pemakaman
Pemerintah kota Seoul merencanakan permakaman Wali kotanya, Park Won-soon pada Jumat (10/7/2020) yang ditemukan tewas dengan dugaan bunuh diri.
Rencana permakaman itu sangat mendadak setelah Park ditemukan dalam keadaan tewas di Gunung Bugak, di lingkungan Seongbuk-gu, Seoul tepat setelah tengah malam pada Jumat waktu setempat.
Daerah tersebut dikabarkan sangat dekat dengan tempat tinggal resminya di Jongno-gu.
Park Won-soon (64) ditemukan tewas di kawasan hutan Gunung Bugak dengan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan terhadapnya. Jasad Park ditemukan setelah pencarian lama yang memakan waktu berjam-jam dan melibatkan sekitar ratusan anggota polisi dan tenaga penyelamat.
Park dilaporkan 'hilang' pertama kali oleh putrinya pada Kamis malam waktu setempat.
Putrinya itu mengatakan bahwa Park seakan-akan menyampaikan 'pesan wasiat' sebelum menghilang.