TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan larangan menggelar pesta pernikahan untuk menahan penyebaran Covid-19.
Namun, ia masih bersikeras membuka ekonomi negara timur tengah tersebut.
Tak lama setelah pidatonya di televisi, seorang pejabat polisi mengumumkan penutupan semua tempat pesta pernikahan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Diketahui Iran secara bertahap melonggarkan kebijakan lockdown sejak medio April.
Namun, baru-baru ini angka infeksi meningkat tajam di negara oposisi Amerika Serikat ini.
Tercatat korban meninggal akibat Covid-19 naik 188 menjadi total 12.635 dalam 24 jam pada Sabtu, (11/7).
Sementara total kasus infeksi Covid-19 mencapai 255.117, meningkat 2.397, kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Sima Sadat Lari, di televisi pemerintah.