News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Catatan Terakhir Wali Kota Seoul sebelum Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri: Maaf Semuanya

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Seoul, Park Won Soon (kiru), ditemukan meninggal, Jumat (10/7/2020), setelah dilaporkan menghilang. Ia sempat meninggalkan pesan terakhir saat pergi dari rumah.

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa hari sebelum ditemukan meninggal, Wali Kota Seoul Park Won-soon pada Rabu (8/7/2020) berbicara tentang visi dan misinya pascapandemi.

Dengan semangat, Park berpidato tentang penciptaan lapangan kerja, iklim dunia, hingga kesadaran sosial dalam misinya menciptakan kota Seoul yang inovatif dan aman bagi wanita.

Namun di hari yang sama, mantan sekretarisnya melapor ke polisi dan menuduhnya melakukan pelecehan seksual.

Wanita itu bercerita bahwa Park melakukan kontak fisik yang membuatnya tidak nyaman, dikutip dari New York Times. 

Baca: Wali Kota Seoul Diduga Bunuh Diri, Pesan Terakhir via Telfon dan Pakai Baju Serba Hitam saat Pergi

Baca: Wali Kota Seoul Ditemukan Tewas di Gunung Pasca Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual

Wali Kota Seoul, Park Won Soon (kiru), ditemukan meninggal, Jumat (10/7/2020), setelah dilaporkan menghilang. Ia sempat meninggalkan pesan terakhir saat pergi dari rumah. (Yonhap via Korea Herald)

Selain itu wali kota mengirim pesan bernada negatif via Telegram pada larut malam.

Park terancam menjalani pengawasan hukum dan reaksi politik pascatuduhan pelecehan seksual, sebagaimana dilaporkan media lokal.

Keesokan harinya, Park mengabarkan bahwa dia sakit dan membatalkan semua jadwal acara pada Kamis (9/7/2020).

Di lantai dua kediaman resminya, Park menulis sepucuk surat kepada keluarga.

Dalam tulisannya Park meminta agar jenazahnya dikremasi dan menaburkan abunya di sekitar makam kedua orang tua di kampung halamannya.

"Saya minta maaf kepada semua orang dan saya berterima kasih kepada semua orang yang telah bersama saya dalam hidup saya," bunyi tulisan tangan Park, yang dirilis ajudannya.

"Aku selalu merasa bersalah pada keluargaku, yang hanya aku buat kesusahan."

"Selamat tinggal, semuanya," kata Park.

Baca: Sebelum Ditemukan Tewas, Calon Presiden Korea Selatan Rencananya Bertemu Delegasi Korea Utara

Baca: Forbes Sebut Bintang Korea Selatan, Lee Seung Gi Tunjukkan Kesempatan Jadi Diri Sendiri Lewat Ini

Tujuh jam kemudian, Park ditemukan tewas di sebuah gunung dekat kediamannya di utara Seoul.

Menurut penyidikan sementara, Park diduga menghabisi nyawanya sendiri.

Duduk di kursi wali kota Seoul, Park merupakan kandidat paling kuat kedua untuk menggantikan Presiden Moon Jae-in, yang masa jabatannya berakhir pada 2022.

Sebagai pengacara hak-hak sipil dan anti-korupsi, Park merupakan pejuang awal atas hak tunawisma dan penyandang cacat.

Dia juga memenangkan kasus pelecehan seksual pertama di Korea Selatan.

Mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menilai Park sebagai sosok pemimpin yang hebat dan berpikiran global.

"Orang-orang akan merindukannya," kata Ban dalam sebuah wawancara.

Kronologi Hilangnya Wali Kota Seoul

Putri Park melapor kepada polisi pada pukul 17.17, Kamis (9/7/2020).

Dia mengatakan ayahnya meninggalkan rumah empat hingga lima jam sebelumnya setelah mengatakan kata-kata terakhir, yang menyerupai surat wasiat via telepon.

Lebih dari 770 petugas polisi, enam drone, dan sembilan anjing penyelamat dikerahkan untuk menemukan Park.

ilustrasi jenazah (NST)

Pencarian dilakukan di area sekitar kediaman wali kota dan dekat kuil Gilsangsa, Seongbuk-dong di Seoul.

Lokasi itu merupakan tempat sinyal teleponnya terakhir terdeteksi.

Wali kota meninggalkan rumahnya di Gahoe-dong pada pukul 10.44 pagi waktu Seoul.

Dia mengenakan topi hitam, celana panjang hitam, dan jaket gelap serta membawa ransel.

Menurut polisi, Park terakhir kali terlihat dalam CCTV keamanan adalah ketika berjalan melintasi Taman Waryong di Seongbuk-dong pada pukul 10.53.

Politisi Korsel Meninggal setelah Tersandung Skandal

Park tidak menjelaskan alasannya bunuh diri dan penyidikan masih terus dilakukan.

Namun sejatinya, kasus bunuh diri oleh pejabat tinggi Korsel bukan hanya sekali ini saja.

Di Korea Selatan, simpati publik akan berubah menjadi kemarahan bila seorang pejabat tersandung skandal.

Baca: Fakta-Fakta Meninggalnya Wali Kota Seoul, Tuduhan Pelecehan Seks hingga Pergi Pakai Baju Serba Hitam

Namun kemarahan itu akan berubah simpati lagi disaat orang tersebut mengakhiri hidupnya dan jaksa biasanya menutup kasus ini.

Setelah Presiden Roh Moo-hyun bunuh diri pada 2009 setelah tuduhan korupsi, banyak warga Korea Selatan menganggapnya sebagai korban balas dendam politik oleh musuh-musuh konservatifnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini