Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI- Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan enam kasus baru Covid-19 kasus di negeri tirai bambu dalam 24 jam terakhir.
Demikian Komisi Nasional China mengumumkan data terbaru pada Rabu (15/7/2020), seperti dilansir Reuters.
Angka ini naik dari tiga kasus pada sehari sebelumnya, kata otoritas kesehatan.
Semua kasus infeksi baru itu adalah kasus impor atau dari luar negeri, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Baca: Wabah di Pasar Makanan Beijing Picu Kekhawatiran Gelombang ke-2 Corona, Kemunculannya Mirip di Wuhan
Dilaporkan pula, tidak ada kasus kematian baru terjadi dalam 24 jam terakhir di China.
Cina juga melaporkan empat pasien asimtomatik baru, turun dari lima padw hari sebelumnya.
Baca: Surabaya Disebut Gugus Tugas Covid-19 Jatim Bisa Seperti Wuhan, Ini Reaksi Tak Terduga Risma
Hingga 14 Juli, daratan China mencatat total kasus sebanyak 83.611.
Korban tewas di China akibat Covid-19 tetap, tidak berubah berjumlah 4.634 orang.
Otoritas China melaporkan tak ada kasus baru virus corona (Covid-19) di kota Beijing.
Nol kasus baru sudah terjadi di Beijing sejak Selasa (7/7/2020) lalu, saat klaster baru pasar Xinfadi.
Sebagaimana diketahui Beijing telah melakukan tes Covid-19 terhadap sekitar sepertiga dari populasi pada Minggu (28/6/2020), sebagai bagian upaya pemerintah kota untuk memastikan wabah yang muncul dari pasar Xinfadi tidak terus menyebar tak terkendali.
Baca: Hubungannya dengan China Berada di ‘Titik Kritis’, AS Bakal Buka Kembali Konsulatnya di Wuhan
Lebih dari ratusan orang di kota Beijing, yang memiliki populasi lebih dari 20 juta orang, telah dinyatakan positif Covid-19 sejak kasus pertama yang terkait dengan pasar Xinfadi pada 11 Juni lalu.
Daerah di sekitar Beijing tetap waspada tinggi. Daerah Anxin, kurang dari 100 mil dari ibukota China, mengumumkan pada Sabtu (27/6/2020), menerapkan lockdown ketat sampai pemberitahuan lebih lanjut.
China memberlakukan lockdown ketat pada hampir setengah juta orang di provinsi Hebei, yang menjadi klaster baru Covid-19, pada Minggu (28/6/2020).
Pemerintah China memperingatkan wabah Corona (Covid-19) masih "parah dan rumit."
Setelah sebagian besar China terkendali dari Covid-19, ratusan orang telah terinfeksi di Beijing dan provinsi Hebei, dalam beberapa minggu terakhir.
Para pejabat kesehatan mengatakan wilayah Anxin-sekitar 150km dari Beijing-akan "sepenuhnya tertutup dan dikendalikan."
Tindakan ketat yang sama pernah juga diterapkan di kota Wuhan, pada awal tahun ini.
Otoritas setempat menjelaskan,
hanya satu orang dari setiap keluarga akan diizinkan untuk pergi keluar sekali sehari untuk membeli kebutuhan seperti makanan dan obat-obatan.
Wabah ini pertama kali terdeteksi di Pasar Xinfadi, Beijing yang memasok banyak produk makanan dan sayur segar kota itu. Ini memicu keprihatinan atas keamanan rantai pasokan makanan.
"Hampir sepertiga dari kasus sejauh ini telah dikaitkan dengan satu bagian daging sapi dan kambing di pasar, di mana para pekerja sedang dikarantina selama sebulan," pejabat kota mengatakan hari Minggu (28/6/2020).
Bisnis di wilayah Anxin adalah memasok ikan air tawar ke pasar Xinfadi, demikian kantor berita China Xinhua melaporkan.
Sebanyak 12 kasus Covid-19 yang ditemukan di daerah-termasuk 11 yang terkait dengan Xinfadi, media yang dikelola pemerintah China, Global Times melaporkan.
Kasus-kasus baru di Beijing telah mendorong kekhawatiran tentang kebangkitan virus di China.
Beijing telah melakukan tes massal kepada para pekerja pasar grosir, pekerja Restoran, warga lingkungan menengah dan berisiko tinggi, dan kurir pengiriman selama dua minggu terakhir.
Tes juga telah diperluas untuk semua karyawan salon kecantikan dan salon rambut kota, Global Times melaporkan.
Sejak 11 Juni lalu, ketika Beijing melaporkan kasus pertama gelombang kedua Covid-19, yang berasal dari pusat makanan dan sayuran di pasar Xifandi, tercatat 311 orang di kota lebih dari 20 juta orang telah tertular virus.(Reuters/AFP/Channel News Asia/AP/Global Times)