Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Pertanahan Transportasi Infrastruktur dan Pariwisata Jepang, Kazuyoshi Akaba menyebut pemerintah akan membayar ganti rugi pembatalan pesanan (cancel ryokin) bagi perusahaan perjalanan atau hotel dan lainnya apabila terjadi pembatalan.
"Hal terpenting adalah antisipasi pandemi Corona. Dari program Go to Travel khususnya dari warga Tokyo apabila ada pembatalan pesanan, maka hotel, perusahaan perjalanan yang telah dibooking mengeluarkan biaya pembatalan, maka pemerintah yang akan membayarnya nanti sebagai kompensasi," ungkap Menteri Kazuyoshi Akaba (62), Selasa (21/7/2020).
Program "Go To Travel" yang dimulai 22 Juli besok memberikan diskon setengah harga kepada warga Jepang kecuali warga Tokyo.
"Hal tersebut pertama kali dalam sejarah pemerintahan di Jepang, membayarkan uang pembatalan pesanan hotel atau perjalanan dari masyarakat ke perusahaan travel atau ke hotel di Jepang," ungkap seorang pejabat kepada Tribunnews.com, Selasa (21/7/2020).
Baca: Roket H2A Milik Jepang Sukses Diluncurkan, Bawa Peralatan Hope yang Dikembangkan UEA
Pembatalan khusus kepada warga Tokyo karena tingkat pertumbuhan infeksi di Tokyo meningkat menjadi sekitar 200 orang setiap hari.
Bahkan Gubernur Tokyo pun sudah berencana untuk mengeluarkan Red Alert kembali dalam waktu dekat.
"Kami menilai bahwa penanganan biaya pembatalan tidak diketahui dan kami tidak akan membayar biaya apa pun, dan kami akan memastikan ini dilakukan ke agen perjalanan. Pelancong harus menghindari pembatalan pembayaran," ungkap Menteri Kazuyoshi Akaba yang menegaskan tidak akan membayarkan kompensasi kalau tidak memenuhi persyaratan.
Baca: Profil Lengkap Haruma Miura Aktor Jepang Pemeran Film Koizora yang Meninggal Bunuh Diri
Salah satu persyaratan adalah terjadinya pemesanan perjalanan antara tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli akan dikecualikan dari kampanye khususnya bagi warga Tokyo.
Lalu pemesan yang sudah membayar cancel ryokin, diminta menteri agar perusahaan travel mengembalikan uang tersebut kepada pemesan.
Kemudian pemerintah yang akan membayarkan ke perusahaan travel tersebut.
Menteri Akaba juga mengakui, kurangnya turis selama musim liburan musim panas bisa menjadi masalah hidup-dan-mati untuk industri pariwisata.
"Itulah sebabnya perlu untuk melakukan kampanye sesuai jadwal, dan tidak dapat dihindari untuk melakukan perjalanan di dalam negeri Jepang."
Menteri Akaba juga ingin memastikan bahwa pemerintah akan berurusan dengan biaya pembatalan yang menyertai ini, agar tidak menimbulkan kerugian bagi wisatawan.
"Kebijakan dasar adalah untuk mencegah penyebaran infeksi dan dimulainya kembali kegiatan sosial-ekonomi secara bertahap. Bahkan rekomendasi dari subkomite para ahli mengatakan bahwa aman untuk melakukan Go To Travel di dan ke luar Tokyo. Kami akan terus beroperasi dengan baik sambil mendengarkan pendapat para ahli," ungkap sekretaris kabinet Yoshihide Suga, Selasa (21/7/2020).
Suga juga minta bagi mereka yang berada dalam kondisi fisik yang buruk, jangan pergi ke luar, termasuk bepergian melintasi prefektur.
"Ketika Anda keluar, Anda harus mengambil langkah-langkah menyeluruh untuk mencegah infeksi, seperti menghindari 3 hal khusus, jauhi kepadatan, jaga jarak, dan jauhi di tempat tertutup yang banyak orang, serta pakailah selalu masker serta gunakan pembersih," pesan dia.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com