TRIBUNNEWS.COM - Bahan kimia berbahaya yang diduga menjadi sumber dalam ledakan dahsyat di Beirut Lebanon ternyata merupakan barang sitaan.
Kargo berisi 2.750 ton amonium nitrat tersebut disita pada tahun 2013 dari sebuah kapal asing yang berada di kawasan perairan Lebanon.
Bahan kimia yang sering digunakan untuk pupuk dan pembuatan bom tersebut kemudian di simpan di Hanggar 12 pelabuhan Beirut yang kini telah menjadi sebuah lubang kawah pasca-ledakan.
• Asal Usul Amonium Nitrat yang Diduga Sebabkan Ledakan di Beirut Lebanon, Sempat Berusaha Dibuang
• Disebut Jadi Penyebab Ledakan di Beirut Lebanon, Ternyata Amonium Nitrat Punya Manfaat bagi Manusia
Dilansir Al Jazeera, Rabu (5/8/2020), kargo amonium nitrat tersebut tiba di Lebanon pada September 2013.
Tumpukan bahan kimia tersebut ditemukan di atas kapal kargo milik Rusia yang mengibarkan Bendera Moldova.
Kapal yang diberi nama Rhosus (menurut informasi dari situs pelacakan kapal, Fleetmon) tersebut, sedang dalam perjalanan dari Georgia ke Mozambik.
Menurut pengacara yang mewakili awak kapal, kapal pengangkut barang itu terpaksa berlabuh di Beirut setelah menghadapi masalah teknis di laut.
Namun, pihak berwenang Lebanon mencegah kapal itu berlayar lantaran dinilai melanggar aturan, dan akhirnya kapal itu ditinggalkan oleh pemilik dan awaknya.
Kargo berbahaya kapal tersebut kemudian diturunkan dan ditempatkan di Hanggar 12 pelabuhan Beirut, sebuah bangunan abu-abu besar menghadap jalan raya utara-selatan utama negara itu di pintu masuk utama ke ibukota.
Beberapa bulan kemudian, pada tanggal 27 Juni 2014, direktur Bea Cukai Lebanon saat itu, Shafik Merhi mengirim surat yang ditujukan kepada "Hakim Masalah Mendesak" yang tidak disebutkan namanya, dan meminta solusi untuk kargo tersebut.