News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Beirut

Pemerintah Lebanon Menduga 'Bom Mengambang' yang Sebabkan Ledakan Kembar di Beirut

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto kombinasi yang menunjukkan terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Mouafac Harb

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Lebanon tuding kapal-kapal besar berisi pupuk pertanian yang disimpan di pelabuhan Beirut menjadi penyebab ledakan kembar pada Selasa (4/8/2020).

Dilaporkan CNN, pupuk itu telah disimpan selama bertahun-tahun meskipun otoritas setempat telah memperingatkan. 

Sebuah dokumen yang diterima CNN mengungkapkan bahwa terdapat 2.750 metrik ton amonium nitrat yang tiba di Beirut dengan kapal milik Rusia pada 2013 silam.

Kapal MV Rhosus, yang hendak bertolak ke Mozambik itu berhenti di Beirut karena krisis keuangan.

Krisis itu jugalah yang menyebabkan keresahan di antara awal kapal Rusia dan Ukraina.

Baca: Selain Irak, Berikut Negara-negara yang Tawarkan Bantuan untuk Lebanon

Baca: Kronologi Keberadaan Amonium Nitrat Diduga Penyebab Ledakan Beirut Lebanon, Disita dari Kapal Rusia

Sejumlah tentara mengevakuasi seorang pria yang terluka dari sebuah kapal di lokasi ledakan dahsyat yang terjadi di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR (AFP/STR)

Menurut Direktur Bea Cukai Lebanon, Badri Daher kapal itu akhirnya menetap di pelabuhan Beirut.

Padahal pihaknya selama ini sudah memperingatkan bahwa kargo itu sama halnya dengan 'bom mengambang'.

"Karena bahaya ekstrim yang ditimbulkan oleh barang-barang yang disimpan ini dalam kondisi iklim yang tidak sesuai, kami mengulangi permintaan kami kepada Otoritas Pelabuhan untuk segera mengekspor kembali barang-barang untuk menjaga keamanan pelabuhan dan mereka yang bekerja di dalamnya," bunyi permintaan Direktur Bea Cukai sebelumnya, Chafic Merhi.

Permohonan untuk memindahkan kapal Rusia ini ditulisnya pada 2016 silam dan ditujukan kepada hakim yang terlibat.

Pada Selasa (4/8/2020), Pemerintah Lebanon belum menduga MV Rhosus sebagai penyebab ledakan.

Namun Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan bahwa ledakan itu disebabkan 2.750 ton amonium nitrat.

Lebih lanjut dia menerangkan bahwa zat itu telah disimpan di gudang pelabuhan selama enam tahun.

Nahasnya lagi ribuan ton amonium nitrat tidak disimpan dengan aman hingga berpotensi membahayakan warga.

Baca: FOTO-FOTO Satelit Sebelum dan Sesudah Terjadi Ledakan di Beirut Lebanon

Detail foto sesudah ledakan di Beirut. (Business Insider/Maxar Technologies)

Kepala keamanan umum Lebanon juga mengatakan ada bahan yang mudah meledak disita selama bertahun-tahun dan disimpan di gudang.

Perlu diketahui, lokasi gudang penyimpanan hanya berjarak beberapa menit jalan kaki dari pusat perbelanjaan dan kawasan hiburan malam di Beirut.

Ledakan kembar yang mengguncang ibu kota, menewaskan sedikitnya 135 orang dan 5.000 lainnya terluka.

Pada Rabu, Menteri Informasi Lebanon Manal Abdel Samad Najd mengatakan ada surat-surat dan dokumen yang berasal dari tahun 2014 yang membuktikan adanya pertukaran informasi tentang "materi" yang disita oleh otoritas Lebanon.

Dia mengatakan bahwa pertukaran tersebut sedang dipertimbangkan terkait dengan potensi penyebab ledakan mematikan di Beirut.

"Tidak ada hasil atau klarifikasi awal," demikian jawabannya ketika ditanya terkait temuan awal dalam penyelidikan penyebab ledakan.

Kisah Singkat 'Bom Mengambang'

Di 2013 silam, MV Rhosus berangkat dari Batumi, Georgia, menuju Mozambik, menurut jalur kapal dan catatan sang kapten kapal Boris Prokoshev.

Kapal itu membawa 2.750 metrik ton amonium nitrat, bahan kimia industri yang biasa digunakan di seluruh dunia sebagai pupuk dan bahan peledak untuk pertambangan.

Kapal berbendera Moldova itu sempat singgah di Yunani untuk mengisi bahan bakar.

Ketika itulah pemilik kapal memberi tahu awak kapal asal Rusia dan Ukraina bahwa dia telah kehabisan uang.

Baca: Pasca-ledakan Beirut, 65 Mahasiswa Indonesia di Lebanon dalam Kondisi Aman

Api berkobar dan asap mengepul usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR (AFP/STR)

Oleh karena itu kapal MV Rhosus harus mengambil kargo tambahan untuk menutupi biaya perjalanan, sehingga kapal akhirnya berlabuh ke Beirut.

Kapal itu merupakan aset dari perusahaan bernama Teto Shipping yang kabarnya dimiliki seorang pengusaha Khabarovsk yang tinggal di Siprus.

Sesampai di Beirut, MV Rhosus ditahan otoritas pelabuhan karena sebuah pelanggaran dalam operasi kapal, menunggak biaya ke pelabuhan, dan pengaduan dari awak kapal Rusia dan Ukraina.

Sejak saat itulah kapal yang disebut 'bom mengambang' ini menetap di Beirut, Lebanon.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini