Game On, Hizbullah Bersumpah Pembalasan Besar-besaran atas Pelanggaran Israel Saat Gencatan Senjata
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon akhirnya merespons pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan Israel dalam kesepakatan gencatan senjata di antara keduanya.
Hizbullah menegaskan kembali kalau mereka sepenuhnya masih memiliki kemampuan menyerang Israel secara bergelombang.
Pernyataan ini mengindikasikan kalau eskalasi berada dalam status 'game on', bahwa perang di front Lebanon akan terus berlanjut segera setelah gencatan senjata 60 hari yang dimulai pada 27 November 2024 itu, berakhir.
Baca juga: Israel Tantang Hizbullah Lanjutkan Perang, Bombardir Bekaa Pertama Kalinya Sejak Gencatan Senjata
"Hizbullah, memperingatkan kalau mereka akan menanggapi secara tegas pasukan Israel yang menduduki Lebanon setelah gencatan senjata berakhir," kata pernyataan Hizbullah dilansir MNA, Selasa (19/12/2024).
Mahmoud Qamati, wakil kepala dewan politik Hizbullah, dalam sebuah wawancara dengan jaringan al-Manar pada hari Senin, mengatakan kalau persediaan dan kemampuan rudal kelompok itu tetap utuh.
Dia menekankan, Hizbullah akan melanjutkan serangan rudal terhadap Israel sampai saat gencatan senjata mulai berakhir.
Menahan Diri Demi Penduduk Lebanon
Qamati menjelaskan kalau Hizbullah cenderung menahan diri untuk tidak membalas serangan pelanggaran Israel demi rakyat Lebanon.
"Pengekangan saat ini yang dilakukan oleh Perlawanan Hizbullah dimaksudkan untuk mendukung penduduk Lebanon dan untuk menghormati komitmen yang dibuat untuk mediator selama negosiasi gencatan senjata untuk memungkinkan penyelesaian masalah yang luar biasa," kata Hizbullah, PressTV melaporkan.
“Kami telah bersabar mengenai pelanggaran Israel untuk memastikan bahwa warga dapat kembali ke desa mereka di selatan, dan sekarang mereka menuntut agar kami menanggapi (membalas) pelanggaran ini,” kata Qamati .
Dia mencatat, kesabaran Hizbullah hanya akan berlangsung selama 60 hari.
Hizbullah memperingatkan Israel bahwa situasi akan berubah pada hari ke-61.
Gerakan Lebanon itu menggarisbawahi kalau semua pasukan Israel di tanah Lebanon akan dipandang sebagai penjajah dan akan diperlakukan sesuai dengan itu.
“Perlawanan sepenuhnya siap, kuat, dan dilengkapi (well equipped/dipersenjatai),” kata Qamati.