Hingga saat ini, ledakan telah menewaskan sebanyak 135 orang.
Tak hanya itu, ledakan besar tersebut juga melukai 5.000 warga lainnya.
Ledakan yang terjadi beberapa waktu lalu menimbulkan getaran di seluruh kota.
Sehingga, kerusakan luas hingga pinggiran Kota Beirut terjadi.
Pemerintah Lebanon memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah.
Para korban tewas satu per satu ditemukan ketika para pekerja darurat menggali reruntuhan bangunan.
Kini, pemerintah menyerahkan kendali keamanan di ibu kota kepada militer.
Gubernur Kota Beirut, Marwan Abboud, menerangkan ledakan mengakibatkan 300.000 orang kehilangan rumah.
Pihak otoritas setempat kemudian mengupayakan untuk makanan, air, dan tempat tinggal bagi mereka.
Sementara itu, penyebab dari ledakan yang terjadi belum dipastikan oleh pemerintah.
Baca: Warga Beirut Minta Pertolongan Presiden Perancis Emmanuel Macron
Baca: Satu Karyawan kedutaan Jerman Termasuk yang Tewas dalam Ledakan Beirut
Namun, para pejabat menghubungkan penyebab ledakan adalah amonium nitrat yang disita.
Sekira 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang pelabuhan selama enam tahun.
Masih dilansir oleh Al-Jazeera, Marwan Abboud mengungkapkan kerugian yang dialami akibat peristiwa ledakan.
Ia menuturkan mereka mengalami kerugian sekitar 10 miliar Dolar Amerika hingga 15 miliar Dolar Amerika, atau setara Rp 145 triliun hingga Rp 218 triliun akibat ledakan yang terjadi.