News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Beirut

Otoritas Keamanan Negara Telah Beri Peringatan Sebelum Ledakan Besar Guncang Beirut

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Otoritas keamanan Lebanon pada pertengahan Juli lalu telah memperingatkan risiko Amonium Nitrat yang disimpan di Pelabuhan sebelum ledakan di Beirut terjadi.

Dikutip dari Reuters, Selasa (11/8/2020), Direktorat Jenderal Keamanan Negara mengatakan jika meledak, bahan tersebut dapat menghancurkan ibu kota.

Baca: Pakar Bahan Peledak Klaim Ledakan Beirut Disebabkan Misil Militer karena Hal Ini

Hal tersebut tertuang dalam laporan yang dilihat Reuters dan sumber keamanan senior yang enggan diungkap identitasnya.

Setelah dua pekan berlalu, ledakan dahsyat itu benar terjadi.

Sebanyak 160 lebih orang meninggal, 6ribu jiwa luka-luka, dan 6.000 bangunan porak poranda.

Peringatan itu juga telah disampaikan ke Presiden Michel Aoun dan Perdana Menteri Hassan Diab melalui surat pribadi tertanggal 20 Juli.

Meskipun isi surat itu tidak ada dalam laporan yang dilihat oleh Reuters, seorang pejabat senior keamanan mengatakan, secara ringkas surat berisi permintaan agar bahan kimia itu perlu diamankan segera.

"Saya memperingatkan mereka bahwa ini bisa menghancurkan Beirut jika meledak," kata pejabat itu, yang terlibat dalam penulisan surat itu.

Sampai saat ini, Kantor perdana menteri dan kepresidenan belum berkomenter terkait peringatan itu.

Aksi Demonstrasi Tuntut Pemerintah Bertanggungjawab

Rakyat berbondong-bondong turun ke jalan.

Mereka marah dan menuding ada kelalaian yang dilakukan pemerintah dalam peristiwa yang menyita perhatian dunia.

Buntutnya, Perdana Menteri (PM) Lebanon Hassan Diab resmi mengundurkan diri pada Senin (10/8/2020).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini