Patung Jenderal Sudirman ini berbeda dengan patung-patung Jenderal Sudirman lainnya yang selama ini selalu digambarkan dengan pakaian jas jubah lusuh dan blankon--sebuah penggambaran Sudirman saat memimpin perang gerilya.
Patung Sudirman di Kementerian Pertahanan Jepang ini mengenakan seragam PETA, organisasi tentara yang didirikan Jepang.
Baca: Fakta Unik di Balik Kebiasaan Orang Jepang Makan Mi Diseruput
Setelah berdirinya patung JBS di dalam Kementerian Pertahanan Jepang, kelompok masyarakat pecinta PBS melobi pihak Kementerian Pertahanan agar bisa merayakan 17 Agustusan di depan patung tersebut bersama pihak KBRI Tokyo.
Akhirnya disetujui Kementerian Pertahanan, mulai tahun 2014 dilakukanlah pengumpulan tokoh tertentu, yang punya kaitan Perang Dunia II pecinta Indonesia di Jepang serta warga Indonesia, termasuk Tribunnews.com.com mulai melakukan upacara 17 Agustusan di depan patung JBS itu.
Upacara dilakukan setiap tahun hingga tahun 2019 dan tahun ini terhenti karena adanya pandemi Corona disamping juga Duta Besar Indonesia untuk Jepang diperkirakan baru tiba Oktober 2020 mendatang.
Hideaki Kase (79), kritikus diplomatik Jepang yang dikenal karena mempromosikan revisionisme historis, karateka ban hitam Dan-5.
Ayahnya adalah Toshikazu Kase, mantan Dubes Jepang pertama bagi PBB, adalah seorang diplomat tinggi di Kemlu Jepang di bawah Shigenori Togo yang menegosiasikan sebuah akhir dari Perang Pasifik.
Kemudian menandatangani perjanjian berakhirnya perang di depan Panglima perang AS, Jenderal McArthur. Saat itu Toshikazu Kase pun hadir di sana.
Orang nomor dua di masyarakat Jepang itu pendukung Indonesia adalah Profesor Fujii Gemki yang biasa menjadi Ketua Panitia Pelaksana perayaan 17 Agustusan di depan patung JBS.
"Jenderal Sudirman merupakan figur penting dalam sejarah Indonesia dan sekaligus juga dalam sejarah Indonesia-Jepang. Melalui tentara PETA, yang dibentuk Jepang, kontak antara tentara Jepang dengan Jenderal Sudirman terjadi. JBS menjadi salah satu simbol penting dalam hubungan kedua negara," ungkap Fujii kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.
Baca: Rayakan HUT ke-75 RI di Masa Pandemi, KAI Daop 1 Jakarta Bagikan Bingkisan Masker dan Hand Sanitizer
Patung Sudirman ini merupakan satu-satunya patung pahlawan asing yang ada dan dipajang di Jepang. Ini merupakan fenomena yang unik dan sekaligus merupakan keistimewaan bagi Indonesia.
Panglima Besar Sudirman adalah Kepala Tentara Keamanan Rakyat (TKR, kini TNI), meniti karier kemiliterannya di Pusat Pendidikan Kyodo Boei Gyugun atau PETA di Bogor.
PETA adalah pasukan cadangan bentukan Jepang yang melatih para pemuda Indonesia dengan beragam pendidikan militer khas Jepang.
PETA dibentuk dan dipersiapkan seandainya sekutu (Belanda) masuk ke Indonesia di masa Perang Dunia II Front Pasifik, bisa dihajar balik oleh para pejuang bangsa Indonesia berkat didikan para tentara Jepang.
Sementara itu Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, akan terbit akhir Agustus 2020, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com