Sudah ada keraguan mendalam di Turki tentang warisan negatif kepemimpinan Barack Obama dalam hubungan Turki-Amerika.
Upaya kudeta gagal dari Gülenist Terror Group (FETÖ) pada 15 Juli 2016, sering dikaitkan dengan keterlibatan Washington selama kepemimpinan Obama.
Biden adalah satu di antara aktor yang mengatur intervensi tersebut selama perannya sebagai senator dan wakil presiden.
Biden menurut Kose, diyakini satu di antara aktor utama di balik kebijakan luar negeri Obama dan dengan demikian bertanggung jawab atas kemerosotan hubungan Turki-Amerika.
Masa jabatan kedua kepresidenan Obama secara khusus menandai salah satu periode terendah hubungan Turki-Amerika selama beberapa dekade.
Washington mensponsori PKK/YPG, dan terus melindungi dan mendukung anggota FETÖ sambil mencoba menahan Turki dengan mendukung pesaing regionalnya.
Di depan media, Biden menurut Talha Kose, akan menggulingkan Erdogan dengan mendukung oposisi, tetapi dia juga memberi sinyal intensifikasi dukungan untuk organisasi teroris yang menargetkan Turki.
Menurut jajak pendapat publik, lebih dari 80 persen populasi Turki menganggap Washington sebagai musuh Turki daripada sekutunya.
Ini terutama karena intervensi destruktif Washington terhadap urusan internal Turki dan mensponsori musuh internasional Turki.
Dengan demikian, komentar Biden juga tidak membantu partai oposisi di Turki.
Lebih lanjut Kose menyatakan, lebih menakutkan keseluruhan sikap Biden, mengingatkan gaya intervensionisme liberal.
Gaya itu telah menyeret Washington ke perang yang tidak dapat dimenangkan di Timur Tengah dan Afghanistan.
Biden telah terlibat di Washington sebagai tokoh penting yang menangani file kebijakan luar negeri selama lebih dari 40 tahun.
Dia mengalami warisan era Perang Dingin, hegemoni liberal Amerika pasca-Perang Dingin, dan situasi pasca serangan 9/11.