TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Prancis, Rusia dan Inggris mengutuk keras serangan bom kembar di Jolo, Sulu, Filipina yang menewaskan 15 orang dan lebih dari 75 lainnya luka-luka.
"Prancis mengutuk keras serangan teroris yang menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lainnya di Jolo, Filipina selatan," kata Kementerian Prancis untuk Eropa dan Urusan Luar Negeri dalam pernyataan, Rabu (26/8/2020).
Media lokal, Manila Bulletin mengabarkan, Prancis juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban serangan teroris dan berharap agar mereka yang terluka segera pulih.
"(Prancis) berdiri dan bahu membahu dnegan Filipina dalam perang melawan terorisme," ungkap Kementerian Prancis.
Baca: Identitas 2 Wanita Pelaku Bom Bunuh Diri Jolo: Nanh dan Indah Nay
Baca: Peneliti Filipina Mengungkap Sosok Perempuan Indonesia Pelaku Bom Bunuh Diri di Jolo
Lebih lanjut, Kedutaan Besar Rusia di Manila juga bergabung dengan komunitas internasional mengutuk serangan teroris yang mengerikan di Jolo.
Rusia berharap, mereka yang berada di balik ledakan kembar itu akan mendapat hukuman yang setimpal.
"Saya mengutuk keras serangan teror mengerikan yang terjadi di Jolo, Sulu, dan mengungkapkan simpati saya yang tulus kepada yang terluka, beserta keluarga mereka," kata Duta Besar Rusia untuk FilipinaIGor Khovaev dalam pernyataan yang diunggah di Twitter.
"Saya berharap para pelaku kejahatan ini akan mendapatkan hukuman yang pantas mereka terima," tambahnya.
Baca: Perempuan WNI Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Jolo Filipina Selatan yang Tewaskan 14 Orang
Baca: Dua Ledakan Hantam Jolo, Filipina Selatan, 14 Orang Dilaporkan Tewas, Diduga Terkait Abu Sayyaf
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Manila Daniel Pruce mengirimkan pesan simpati kepada orang-orang terkasih dari para korban serangan teror yang tidak bersalah.
"Inggris mengutuk semua tindakan terorisme," kata diplomat Inggris itu dalam posting media sosialnya.
Awalnya Bom DIduga Terpasang di Sepeda Motor
Lebih jauh, para pejabat militer awalnya mengatakan ledakan bom yang pertama terjadi dari bom yang terpasang pada sebuah sepeda motor.
Sementara ledakan kedua dilakukan oleh seorang perempuan yang melakukan aksi bom bunuh diri.
Kepala Staf Angkatan Darat Militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, mengatakan hasil penyelidikan awal, berdasarkan keterangan saksi dan rekaman kamera keamanan, menunjukkan ledakan pertama juga dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri.
"Sudah divalidasi," kata Sobejana kepada wartawan.