TRIBUNNEWS.COM - Dokter pribadi Donald Trump, Dr. Sean Conley, menyangkal kabar yang mengatakan bahwa sang presiden pernah mengalami stroke, atau stroke kecil atau masalah serangan jantung.
Pernyataan itu keluar setelah Trump menulis cuitan di Twitter yang menyebut ada seseorang yang mengabarkannya terkena stroke.
"Tidak pernah berakhir!" tulis Trump pada Selasa (1/9/2020).
"Sekarang mereka mencoba mengatakan bahwa presiden favorit mereka, yaitu aku, pernah pergi ke Walter Reed Medical Center, karena menderita serangkaian mini stroke."
"Tidak pernah terjadi pada kandidat INI - BERITA PALSU."
"Mungkin yang mereka maksud adalah kandidat dari partai lain."
Baca: Presiden AS Donald Trump Membela Tersangka Penembakan Kenosha
Baca: Serang Balik, Joe Biden Ingin Selamatkan Amerika Serikat dari Kekacauan yang Diciptakan Donald Trump
Cuitan Trump itu adalah respons dari cuitan politikus Joe Lockhart, yang dulu menjabat sebagai juru bicara di masa pemerintahan Bill Clinton, menulis di Twitter:
"Apakah Donald Trump mengalami stroke dan ia menyembunyikannya dari warga Amerika?"
Dr. Sean Conley pun buka suara dan menjelaskan kondisi presiden.
"Saya bisa mengkonfirmasi bahwa Presiden Donald Trump tidak mengalami atau tidak pernah menjalani pemeriksaan terkait masalah serebrovaskular (stroke), serangan iskemik transien (mini stroke), atau keadaan darurat kardiovaskular akut, seperti yang telah dilaporkan secara salah di media," ucapnya seperti yang dilansir CNBC.
"Presiden tetap sehat dan saya tidak khawatir tentang kemampuannya untuk mempertahankan jadwal padat di depannya."
"Seperti tertuang dalam laporan saya yang terakhir, saya berharap dia tetap fit untuk menjalankan tugas Kepresidenan."
Namun, Gedung Putih tidak segera menanggapi CNBC ketika ditanya media atau wartawan apa yang mengklaim sang presiden mungkin menderita stroke, mini-stroke atau serangan jantung.
Tetapi dalam beberapa hari terakhir, ada spekulasi di Twitter, oleh Lockhart dan lainnya, bahwa presiden mungkin mengalami stroke saat dia melakukan kunjungan ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed November lalu.